Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sidang beragendakan mediasi antara fintech peer to peer (P2P) lending PT iGrow Resources Indonesia atau iGrow dengan para lender yang menggugat digelar pada Rabu (30/8). Adapun mediasi tersebut dinyatakan gagal atau tak mencapai titik temu dari kedua pihak.
Mengenai hal itu, pengacara dari 40 lender yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Rifqi Zulham mengatakan sidang kali ini dilakukan penyerahan proposal permintaan atau penawaran perdamaian antara para lender dengan pihak iGrow kepada Hakim Mediator Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Namun, dia menegaskan mediasi yang digelar kali ini dinyatakan gagal.
"Sebab, tidak ada titik temu atau kesepakatan antara lender dengan PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara," ungkapnya kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (30/8).
Rifqi menyampaikan pada intinya lender yang menggugat hanya meminta ganti kerugian materil berupa pengembalian modal sebesar Rp 3,18 miliar ditambah return 18% per tahun berupa margin.
Baca Juga: PHK 10% Karyawan, Ayoconnect Beberkan Alasannya
Dia menyebut hal itu juga telah dijanjikan oleh PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara kepada seluruh para lender dalam perjanjian atau kontrak. Rifqi lantas menganggap tidak adanya itikad baik atau penawaran apa pun dari iGrow terkait permintaan para lender tersebut.
"Malah PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara beralibi penyelenggara tidak diperbolehkan mengganti rugi kepada para lender dikarenakan adanya larangan dalam pasal 111 POJK Nomor 10 tentang LPBBTI," ujarnya.
Rifqi menambahkan iGrow baru akan melakukan pembayaran kepada para lender apabila telah berhasil menagih para borrower.
Oleh karena itu, dia mengatakan para lender akan tetap melakukan tuntutan hukum dan akan mencadangkan upaya hukum lainnya untuk meminta pertanggungjawaban iGrow melalui jalur pidana hingga pkpu/pailit sampai kepada harta pribadi masing-masing pengurus dan pemegang saham berdasarkan prinsip piercing the corporate veil.
"Perdata tetap berjalan, jalur pidana untuk memperkuat tuntutan para lender serta mengungkap dugaan tindak pidananya," katanya.
Sementara itu, Rifqi menerangkan pihaknya akan membeberkan dalam kesempatan selanjutnya mengenai pelanggaran dan kesalahan iGrow dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Selain itu, akan menyeret seluruh pengurus dan pemegang saham sejak iGrow didirikan pada 2015, termasuk notaris yang membuat akta terkait iGrow.
Rifqi menyampaikan penawaran yang disampaikan pihak iGrow tak dapat diterima para lender. Sebab, tidak ada kepastian mengenai pembayaran.
"Tidak ada kejelasan dan kepastian kapan diganti, berapa yang akan diganti, siapa yang mengganti, bagaimana metode dan teknis mengganti kerugian tersebut. Artinya, lender hanya dijanjikan dengan ketidakpastian," katanya.
Oleh karena itu, dia beranggapan sangat wajar para lender memperjuangkan hak mereka melalui berbagai upaya hukum dan membongkar pelanggaran iGrow mengenai gagal bayar.
Baca Juga: Kemenkeu Kantongi Rp 885,8 Miliar dari Pajak Pinjol dan Kripto
Rifqi menegaskan proses hukum perdata tetap berjalan sebagaimana mestinya. Adapun untuk jalur pidana, pihaknya akan segera membuka laporan di Mabes Polri dan segera mengajukan PKPU atau pailit terhadap penyelenggara maupun seluruh pengurus dan pemegang saham pihak terkait.
Di sisi lain, Kuasa Hukum iGrow Posko Simbolon menerangkan mediasi yang dilakukan kali ini pada intinya penggugat mengajukan penawaran dengan menghapus kerugian imateril.
Adapun tergugat pada pokoknya bertanggung jawab sebatas melakukan penagihan kepada penerima dana atau borrower sesuai ketentuan Undang-undang yang kemudian hasilnya akan diberikan kepada penggugat.
"Tidak tercapai titik temu sehingga hakim menyatakan mediasi gagal. Persidangan selanjutnya akan diinformasikan melalui surat panggilan sidang," ungkapnya kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (30/8).
Posko mengatakan sidang selanjutnya merupakan pembacaan gugatan. Dia menyampaikan proposal mediasi sudah diserahkan kepada mediator dan penggugat.
Posko menegaskan pada intinya pembayaran akan bersumber dari pengembalian borrower sehingga iGrow akan melakukan penagihan secara maksimal kepada para borrower baik secara langsung atau melalui pihak ketiga.
Sebagai informasi, dipicu permasalahan gagal bayar, iGrow harus berurusan di pengadilan karena munculnya gugatan perbuatan melawan hukum yang didaftarkan oleh 40 lender ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada 5 Juni 2023 dengan perkara nomor 507/Pdt.G/2023/PN JKT.SEL.
Gugatan itu menerangkan PT iGrow Resources Indonesia sebagai Tergugat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Turut Tergugat I, AFPI Turut Tergugat II, Kemkominfo Turut Tergugat III.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News