Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyonoo Tjahrijadi menyatakan perseroan membuka opsi untuk menggelar aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement untuk mengakomodasi rencana penambahan modal Cathay Life Insurance.
“Kalau melihat opsi yang bisa dilakukan di pasar, kemungkinan bisa dilakukan melalui private placement di akhir tahun,” katanya di Jakarta, Kamis (16/7).
Baca Juga: Bukan suku bunga acuan, ini instrumen yang paling efektif genjot ekonomi menurut BI
Asal tahu, perseroan sejatinya juga tengah menggodok aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue. Targetnya aksi ini akan pada kuartal IV-2020 dengan menerbitkan 2,27 miliar saham untuk menghimpun Rp 4,5 triliun.
Pengendali terakhir perseroan yaitu Dato Sri Tahir telah menyetor seluruh target penghimpunan dana rights issue tersebut. Rp 1 triliun disetor secara tunai, sedangkan sisa Rp 3,5 triliun disetor dari hasil penjualan aset properti milik sejumlah perusahaan Tahir.
Hariyono menambahkan saat ini Cathay juga telah merampungkan uji tuntas alias due diligence terhadap rencana penambahan modalnya.
“Belum ada pembicaraan terkait komposisi, jumlah saham yang akan diambil. Kami juga tidak mau terlalu banyak bicara soal itu, karena bukan ranah kami. Intinya sekarang masih berlangsung pembicaraan dengan OJK, Cathay, dan PSPT (Pemegang Saham Pengendali Terakhir),” kata Hariyono.
Baca Juga: Ekonom sebut Indonesia harus bersiap diri dari ancaman resesi
Asal tahu, Cathay telah menjadi salah satu pengendali Bank Mayapada sejak 2016, berkat membeli 15,10% saham perseroan yang dimiliki Brilliant Bazzar Pte Ltd. Pascatransaksi, Cathay kemudian mengempit 40% kepemilikan saham Bank Mayapada.
Pada 2017, dan 2018, Cathay juga terus mempertahankan komposisi kepemilikannya dengan berpartisipasi dalam rights issue. Pada Penawaran Umum Terbatas (PUT) X pada 2017 dengan menerbitkan 546.592.860 saham anyar seharga Rp 1.830 per lembar dengan target penghimpunan dana Rp 1 triliun, Cathay mengeksekusi haknya dengan mengucurkan Rp 400 miliar.
Kemudian dalam PUT XI pada 2018, Cathay juga ambil bagian dengan mengucurkan Rp 800 miliar untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya 40%. PUT XI digelar dengan menerbitkan 910.988.100 saham baru seharga Rp 2.200 per lembar dan target penghimpunan dana Rp 2 triliun. Baru pada PUT XII 2019, Cathay alpa, sehingga kepemilikannya ikut terdilusi menjadi 37,33%.
Baca Juga: Tahan laba untuk perkuat modal, Bank Mayapada tak tebar dividen untuk pemegang saham
Hariyono sebelumnya menjelaskan kepada Kontan.co.id, Cathay sejatinya memang punya rencana untuk kembali meningkatkan sahamnya di perseroan. Apalagi setelah melihat aksi Bangkok Bank mengakuisisi 89,12% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI).
“Sebelumnya terbatas 40%, namun kemarin ada Bangkok Bank ke Bank Permata, itu dicontoh. Saya tidak tahu bagaimana kesepakatannya dengan PSPT, namun Cathay targetkan bisa meningkatkan kepemilikan lebih dari 40% tahun ini,” katanya kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News