kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tanpa relaksasi dari OJK, pendapatan premi unitlink diramal turun signifikan


Senin, 20 April 2020 / 16:59 WIB
Tanpa relaksasi dari OJK, pendapatan premi unitlink diramal turun signifikan


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum memastikan kapan relaksasi penjualan unitlink secara digital akan diberikan. Jika tidak segera direalisasikan, dikhawatirkan pendapatan premi unitlink diproyeksi turun signifikan tahun ini.

Mengingat, produk unitlink berkontribusi 63,1% dari total premi industri asuransi jiwa yakni Rp 196,69 triliun pada 2019. Namun kontribusi yang besar tidak dibarengi dengan kemudahan asuransi menjual secara digital di tengah pandemi corona.

Baca Juga: OJK Masih Mengkaji Penjualan Unitlink Secara Digital

“Dampaknya cukup signifikan bila penjualan unitlink tidak bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi. Yang harus dipahami bahwa unitlink memberikan kontribusi terbesar dalam pengumpulan premi industri,” kata Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu, Sabtu (18/4).

Ia belum bisa memastikan berapa potensi penurunan premi jika OJK masih mewajibkan penjualan secara tata muka. Hal yang bertolak belakang ketika pemerintah menghimbau masyarakat menjaga jarak fisik (physical distancing) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penyebaran corona.

“Untuk data kuartal I 2020 masih dalam proses pengumpulan. Namun dengan adanya physical distancing dan PSBB bisa diduga pendapatan premi akan turun cukup signifikan,” ungkap Togar.

Industri asuransi jiwa juga semakin terpukul akibat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan yang membuat daya beli masyarakat ikut turun. Kondisi tersebut akan berefek pada penurunan penjualan produk unitlink secara signifikan.

Selain itu, tanpa adanya relaksasi itu juga dapat menghilangkan kesempatan masyarakat membeli unitlink dengan murah ketika harga saham dan surat berharga sedang terjangkau Dampak terburuknya, perusahaan asuransi jiwa tidak akan capai target dan tenaga pemasar atau agen kehilangan penghasilannya.

Potensi penurunan juga dikhawatirkan PT Asuransi BRI Life. Direktur Utama BRI Life Gatot M. Trisnadi mengungkapkan, produk unitlink yang dipasarkan di zona merah corona paling berdampak terhadap bisnis perusahaan. Zona merah merupakan kawasan yang sudah terpapar virus corona sehingga dilarang saling bertatap muka.

“Kebijakan operasional BRI Life sepenuhnya mengikuti kebijakan zonasi merah, kuning hijau di kantor Bank BRI seluruh Indonesia. Setiap hari masih dievaluasi sesuai dengan perkembangan wabah,” ungkapnya.

Mengantisipasi hal itu, BRI Life fokus pemasaran secara digital. Sayangnya, kanal ini hanya bisa memasarkan produk-produk yang sederhana. Sementara unitlink masuk kategori kompleks sehingga diperlukan tatap muka untuk konsultasi produk. Hingga saat ini, unitlink berkontribusi sekitar 30%-40% dari total premi BRI Life.

Baca Juga: Di Bulan Maret, Imbal Hasil Unitlink Jeblok

PT BNI Life Insurance juga senada. Direktur BNI Life Neny Asriany mengatakan, pemasaran produk secara digital hanya bisa dilakukan untuk produk sederhana seperti asuransi kecelakaan diri. Sedangkan produk lainnya harus melalui konsultasi (consultative selling) seperti unitlink agar tidak terjadi miss selling atau salah jual.

Ia memperkirakan akan terjadi potensi penurunan premi unitlink dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi tidak mudah mengubah pola penjualan produk yang harus melalui konsultasi lebih dulu.

“Tapi kami harus tetap memenuhi aturan regulator. Kami mengupayakan penjualan produk lainnya lewat channel marketing misalnya,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×