Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Penghimpunan dana deposito di Bank Central Asia (BCA) masih tumbuh tinggi. Padahal, bank swasta terbesar Tanah Air ini telah beberapa kali menurunkan tingkat bunga simpanan berjangka itu.
"Sebenarnya, deposito kami sudah tidak menarik lagi bagi pemain besar. Karena saat ini bunga deposito BCA maksimal 8,5%," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, Kamis (30/10).
Jahja pun kebingungan kenapa pertumbuhan deposito di BCA masih lebih tinggi dibandingkan giro dan tabungan. "Saya juga heran kenapa bisa naik," ucap Jahja.
Per September, deposito BCA naik 31,4% menjadi Rp 102,8 triliun. Sementara, giro dan tabungan hanya tumbuh 2,4% dan 2,1% menjadi Rp 106,3 triliun dan Rp 222,9 triliun.
Meski begitu, Jahja mengaku, pertumbuhan deposito tersebut tidak memicu peningkatan cost of fund (biaya dana). "Apalagi, bunga deposito yang kami turunkan itu, untuk simpanan-simpanan yang besar," jelas Jahja.
Pada September lalu, biaya dana BCA naik tipis jadi 2,59% dari posisi Desember 2013 yang masih berada pada level 1,85%. Dengan begitu, kata Jahja, biaya dana di BCA masih tergolong murah, apalagi porsi dana murah masih terbilang kuat.
Namun Jahja memberi catatan. Sebagai bank yang kuat di dana murah, BCA harus menanggung biaya operasional yang tinggi. Hal tersebut, tutur Jahja, karena transaksi giro dan tabungan yang cukup banyak, berbeda dengan deposito yang memang transaksinya di waktu-waktu tertentu saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News