kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tawarkan Bunga Simpanan Tinggi, Bank Neo Commerce (BBYB) Akui Tak Dijamin LPS


Senin, 04 Juli 2022 / 21:29 WIB
Tawarkan Bunga Simpanan Tinggi, Bank Neo Commerce (BBYB) Akui Tak Dijamin LPS
ILUSTRASI. Customer Service melayani nasabah di Digital Lounge Bank Neo Commerce Jakarta,


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank digital gemar menawarkan produk simpanan berbasis digital dengan bunga relatif tinggi dibandingkan bank konvensional. PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) misalnya menawarkan produk tabungan dengan bunga 6% dan deposito mulai dari 6,5% hingga 8%.

Imbal hasil yang ditawarkan ini jauh berada di atas simpanan bunga penjaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Adapun bunga penjaminan bunga LPS untuk bank umum yang berlaku hingga September 2022 mendatang di level 3,50%

“Memang LPS menjamin nasabah dengan deposito hingga Rp 2 miliar per orang. Selama, suku bunganya ada di bawah atau sama dengan suku bunga penjaminan. Suku bunga penjaminan itu ada dibawah kita, sehingga simpanan kita tidak dijamin oleh LPS,” ujar Head of Investor Relation BNC Indra Cahya di Jakarta pada Senin (4/7).

Baca Juga: Agresif Salurkan Kredit, Bank Neo Commerce (BBYB) Bukukan NIM 9,4% pada Mei 2022

Kendati demikian, Indra menyatakan BNC selalu memberitahukan kepada calon nasabah akan hal ini. Ia menyatakan pemberian bunga yang relatif tinggi memang dilakukan oleh banyak pemain di industri bank digital.

Meski tidak dijamin, minat nasabah untuk memiliki bunga yang relatif tinggi ini cukup banyak. Tecermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BNC yang tumbuh 103,95% year on year (yoy) dari Rp 5,06 triliun menjadi Rp 10,32 triliun per Mei 2022.

Rinciannya, tabungan naik 720,56% yoy dari Rp 248 miliar di Mei 2021 menjadi Rp 2,03 triliun per Mei 2022. Sedangkan giro naik 63,33% yoy dari Rp 469 miliar menjadi Rp 766 miliar di lima bulan pertama 2022.

Adapun deposito melesat 73,11% yoy dari Rp 4,34 triliun di Mei 2021 menjadi Rp 7,52 triliun di Mei 2022. Sehingga, rasio dana mahal atau deposito masih mendominasi sekitar 72,86% dari total DPK.

“Target kita memang terus mengembangkan layanan digital banking kita. Idenya semakin banyak nasabah menggunakan transaksi, maka mereka akan menempatkan dana mereka tidak di deposito tapi shifting ke tabungan,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih menyatakan, selama Bank Digital memberikan bunga deposito di bawah Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) LPS, maka itu akan tetap dijamin oleh LPS.

Baca Juga: Perkuat Modal, Bank Neo Commerce Bakal Gelar Rights Issue dan Private Placement

“Nasabah pun harus proaktif dalam mencari informasi terkait hal itu, karena itu adalah hak nasabah untuk mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap terkait suku bunga yang ditetapkan oleh bank,” ujar Lana belum lama ini.

Menurutnya, LPS akan terus memonitor bank mana saja yang memberikan bunga simpanan yang melebihi TBP, LPS pun akan meminta bank-bank tersebut untuk menginformasikan kepada para nasabahnya terkait syarat-syarat penjaminan simpanan.

Adapun, untuk mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap terkait tingkat bunga penjaminan yang berlaku dapat mengakses website LPS di www.lps.go.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×