kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Terus bertumbuh, berikut tantangan perkembangan fintech di Indonesia


Rabu, 04 September 2019 / 15:43 WIB
Terus bertumbuh, berikut tantangan perkembangan fintech di Indonesia
ILUSTRASI. Ilustrasi Fintech


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri financial technology (fintech) berkembang di Indonesia, baik dari fintech payment maupun lending. Hal ini tercermin dari penyaluran pinjaman fintech lending tembus Rp 33,2 triliun per Mei 2019, sementara transaksi fintech payment Rp 47,1 triliun di 2018.

Pesatnya perkembangan fintech berbanding lurus dengan tantangan yang dihadapi. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah dan otoritas harus mengantisipasi tantangan yang muncul dari pengembangan fintech di Indonesia.

“Tantangannya mulai dari mitigasi kemungkinan penyalahgunaan data pribadi pengguna layanan dan juga perkembangan fintech yang rentan akan risiko pencucian uang,” kata Darmin, dalam  Indonesia Fintech Forum 2019 (IFF 2019) yang diadakan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA), Rabu (4/9).

Baca Juga: Luncurkan Gesit untuk awasi fintech, OJK terapkan supervisory technology

Tantangan lainnya, seperti bagaimana mengantisipasi fenomena winner takes all yang terjadi pada perkembangan e-commerce. Winnest takes all ketika segelintir platform e-commerce memonopoli pasar di tempat mereka berada.

Untuk itu, pemerintah dan otoritas perlu mendukung pertumbuhan fintech di Indonesia, seperti menyeimbangkan antara mitigasi risiko dan membukan ruang inovasi. Serta, perlu adanya pemahaman terhadap lanskap, ekosistem dan dinamika industri.

“Kunci keberhasilan semua itu adalah proses inovasinya serta kualitas sumber daya manusia. Maka itu pemerintah pada 2020 mulai fokus memberikan pendidikan, pelatihan dan advokasi,” ungkap Darmin.

Karena bagaimanapun, kata Darmin, inklusi keuangan melalui fintech justru lebih dalam dibandingkan perbankan. Untuk mengoptimalkan potensi inovasi layanan keuangan berbasis teknologi maka ada beberapa isu yang harus diselesaikan.

Baca Juga: Modalku menyediakan pinjaman kepada pedagang pasar hingga Rp 25 juta

Diantaranya, fintech menjadi pendorong tercapainya inklusi keuangan, perlu manajemen risiko melalui model regulatory sandbox, kehadiran sistem perlindungan konsumen yang kuat, dan adanya ekosistem digital. 

Terakhir, perlu kerjasama dan koordinasi antara semua pihak terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×