kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga Bank Berkongsi Danai Proyek Kabel Optik


Rabu, 16 Desember 2009 / 08:12 WIB
Tiga Bank Berkongsi Danai Proyek Kabel Optik


Sumber: KONTAN | Editor: Syamsul Azhar

JAKARTA. Sektor telekomunikasi masih menjadi andalan penyaluran kredit perbankan. Kemarin (15/12), sindikasi bank yang terdiri PT CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mega Tbk, dan PT Bank Resona Perdania, meneken kesepakatan penyaluran kredit bagi PT NAP Info Lintas Nusa.

NAP Info akan memanfaatkan kredit senilai US$ 92,7 juta itu untuk membiayai pembangunan jaringan fiber optik sepanjang 1.055 kilometer dari Jakarta ke Singapura. Jaringan itu disebut dengan Matrix Cable System.

Jaringan kabel optik bawah laut (subsea fiber optic cable) milik NAP itu berkapasitas 2,56 Terabyte. Perusahaan ini memulai kegiatan komersilnya alias mulai menjual layanan matrix cable system, sejak Agustus 2008.

Direktur Kredit Bank Mega Daniel Budi Rahayu menuturkan, proyek pembangunan kabel serat optik bawah laut tersebut sejatinya sudah kelar. "Jadi pembiayaan oleh ketiga bank ini merupakan take over dari kreditur sebelumnya, sebagai langkah refinancing," jelasnya, di Jakarta, Selasa (15/12).

Jangka waktu kredit selama lima tahun. CIMB Niaga berlaku sebagai mandated lead arranger. Sebagai pemimpin sindikasi, CIMB Niaga mengambil porsi penyaluran kredit terbesar yakni US$ 50 juta. "Bank Mega mengambil porsi US$ 20 juta," kata Daniel. Adapun sisanya berasal dari Bank Resona Perdania.

Corporate Communication Head Bank CIMB Niaga Dina Sutadi menambahkan, pengambilalihan pembiayaan perusahaan telekomunikasi ini dilandasi keyakinan bahwa prospek industri telekomunikasi di Indonesia masih cerah. "Kami menilai sektor telekomunikasi merupakan industri strategis dan perkembangannya sangat pesat. Karena itu, perusahaan yang bergerak di industri ini tentu memiliki prospek yang baik," ujarnya.

Penyaluran kredit perbankan di sektor telekomunikasi sejauh ini memang masih menggeliat ketimbang penyaluran kredit ke sektor lain yang mati suri. Sebut saja penyaluran kredit ke sektor manufaktur yang masih minim.

Mengutip data Statistik Perbankan Indonesia Oktober, nilai kredit ke sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi mencapai Rp 71,19 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan nilai di periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 62,57 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×