Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski dilanda ketidakpastian ekonomi global dan tekanan pada 2018, namun bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat kinerja mentereng sepanjang tahun lalu. Bahkan, dari empat bank pelat merah, tiga di antaranya mencatat pertumbuhan aset double digit.
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) misalnya, sepanjang 2018 berhasil mencatatkan aset senilai Rp 1.296,89 triliun. Tumbuh 15,02% (yoy) dibandingkan nilai pada 2017 sebesar Rp 1.127,44 triliun.
Nilai tersebut juga masih mengokohkan posisi perseroan sebagai bank dengan kepemilikan aset terbesar di Indonesia.
Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tribaroto mengatakan, penopang utama pertumbuhan aset perseroan berasal dari performa penyaluran kredit yang mumpuni.
"Pada 2018 kredit kami tumbuh 14,1% atau sekitar Rp 104,3 triliun. Nilai tersebut setara dengan 61,4% pertumbuhan aset BRI," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/1).
Untuk tahun ini, Bambang mengatakan perseroan masih menargetkan pertumbuhan aset double digit. Alasannya, peluang peningkatan kinerja perbankan tahun ini masih luas.
"Untuk 2019, pertumbuhan ekonomi diharapkan masih terjaga, dan di lain sisi kenaikan suku bunga acuan juga tidak sebesar 2018, BRI menargetkan tumbuh sekitar 12-14%," lanjutnya.
Bank pelat merah lain, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) juga punya pertumbuhan aset serupa. Sepanjang 2018, perseroan berhasil meraih mengoleksi aset senilai Rp 808,57 triliun. Tumbuh 13,99% (yoy) dibandingkan 2017 dengan aset senilai Rp 709,33 triliun.
Pertumbuhan aset bank negara yang paling signifikan diraih PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN). Meski belum memaparkan kinerja 2018, dalam laporan keuangan Desember 2018 (unaudited), perseroan berhasil mengumpulkan aset senilai Rp 308,47 triliun. Tumbuh 18,02% (yoy) dibandingkan 2017 dengan aset senilai Rp 261,36 triliun.
Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menuturkan, penopang utama pertumbuhan aset perseroan berasal dari pertumbuhan DPK, dan kredit sepanjang 2018. "Pertumbuhannya lebih didorong oleh DPK yang tumbuh 19,34%, dan kredit sebesar 19,49%," katanya kepada Kontan.co.id.
Sepanjang 2018, penyaluran kredit dan penghimpunan DPK perseroan tumbuh signifikan. Dimana ada Rp 237,75 triliun kredit tersalurkan pada 2018, sementara pada 2017 nilainya Rp 198,99 triliun. Sementara DPK pada 2018 mencapai Rp 211,46 triliun, dan pada 2017 senilai Rp 177,56 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News