Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Industri perbankan semakin inovatif dalam menggenjot pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), khususnya dari sisi valuta asing (valas). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya meluncurkan fitur BritAma Valas Rencana sebagai pelengkap simpanan valas berjangka BRI.
"Britama Valas Rencana salah satu program untuk meningkatkan DPK valas, sehingga ada alternatif untuk simpanan berjangka, tujuannya agar nasabah bisa mempersiapkan dana untuk biaya pendidikan, liburan dan lain-lain," jelas Sis Apik saat dihubungi KONTAN, Senin (11/4).
Sebelumnya, Kepala Divisi Mass Banking BRI Ani Hidayat mengungkap melalui BritAma Valas BRI ditargetkan dapat menyumbang DPK perseroan sebesar Rp 1,56 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 14 ribu nasabah tahun ini.
Ani menjelaskan, fitur BritAma Valas Rencana saat ini hanya bisa melayani tabungan pada mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, rekening BritAma Valas sendiri sudah mampu melayani 10 mata uang asing lainnya.
Tidak hanya itu, produk ini juga dapat diakses dalam aplikasi mobile banking BRI. Dalam aplikasi ini nantinya nasabah juga dapat melakukan transfer dana dalam bentuk valas. "Kami menetapkan bunga 0,25% di bawah dari rate deposito valas," ujar Ani, Senin (10/4). Sebagai informasi saja, berdasarkan pusat data kontan, per 11 April 2017, bunga deposito dolar BRI berkisar antara 0,5% hingga 0,6%.
Sementara itu, PT Bank Bukopin Tbk mengatakan meski tidak menarget pertumbuhan DPK valas, pihaknya telah mempersiapkan beberapa strategi antara lain dengan meningkatkan nilai jual produk khususnya deposito melalui penambahan jenis mata uang.
"Kami menambah menjadi 6 currency antara lain USD, SGD, AUDI, YEN, EURO, dan GBP serta penambahan jangka waktu deposito sudah bisa sampai dengan tiga tahun," tutur Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Bank Bukopin, Adhi Brahmantya.
Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Februari 2017, Bank Bukopin mencatatkan pertumbuhan DPK cukup tipis yakni sebesar 3,5% menjadi Rp 86,07 triliun secara tahunan (yoy). Meski dari sisi dana murah tercatat naik, deposito perseroan mengalami penurunan 3,55% dari Rp 59,45 triliun pada Februari 2016 menjadi Rp 57,34 per akhir Februari 2017. Adapun, sampai saat ini, komposisi DPK valas dari total keseluruhan dana pihak ketiga sebesar 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News