Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Dengan yield yang tinggi, segmen konsumer dan mikro diharapkan bisa meningkatkan profitabilitas perseroan. Maklum, per September 2019, laba bersih BNI cuma tumbuh 4,7% (yoy) senilai Rp 11,97 triliun. Hingga akhir tahun perseroan masih optimistis bisa meraih pertumbuhan laba bersih hingga 8% (yoy) ditambah pertumbuhan kredit total sebesar 13% (yoy).
Strategi serupa juga bakal dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100). Segmen konsumer dan mikro bakal bantu menopang segmen korporasi sebagai dorongan pertumbuhan kredit perseroan.
“Segmen korporasi, konsumer, dan mikro bakal menjadi penopang pertumbuhan. Selain itu, kami juga berharap kontribusi anak usaha syariah, dan Bank Mantap diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit hingga akhir tahun,” kata Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).
Per September 2019, bank berlogo pita emas ini sendiri mencatat pertumbuhan kredit 10,2% (yoy) menjadi Rp 697,4 triliun. Segmen mikro menjadi penopang dengan pertumbuhan 22,5% (yoy) senilai Rp 108,5 triliun, sementara segmen korporat tumbuh 16,6% (yoy) senilai Rp 316,3 triliun, sedangkan segmen konsumer tumbuh 7,3% (yoy) senilai Rp 86,1 triliun.
Baca Juga: Dorong DPK, Bank BTN merelokasi kanwil Jawa Timur
Dari catatan kinerja tersebut perseroan berhasil meraih laba bersih Rp 20,25 triliun dengan pertumbuhan 11,9% (yoy). Nilai tersebut juga tercatat disumbang dari sejumlah entitas anak perseroan yang berhasil meraih laba Rp 2,4 triliun atau setara 11,8% dari total laba. “Sesuai guidance, target pertumbuhan kami hingga akhir tahun sekitar 8,5% hingga 10%,” lanjut Hery.
Adapula Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyono Tjahrijadi mengaku pihaknya tak memasang strategi khusus untuk mendorong pertumbuhan kredit. “Kami tidak ada strategi khusus, namun akan terus menaga pencapaian saat ini agar sesuai dengan RBB (rencana bisnis bank) dan rasio sebagaimana ditentukan regulator. Hingga akhir tahun kami menargetkan pertumbuhan kredit 9%-10%,” katanya kepada Kontan.co.id.
Per September 2019, kredit perseroan tercatat tumbuh 8,63% (yoy) menjadi Rp 68,56 triliun. Sedangkan laba bersih perseroan tumbuh tercatat merosot 5,87% (yoy) menjadi Rp 712,55 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News