kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tok! BNI (BBNI) Bakal Bagikan Dividen Rp 10,45 Triliun


Senin, 04 Maret 2024 / 17:02 WIB
Tok! BNI (BBNI) Bakal Bagikan Dividen Rp 10,45 Triliun
ILUSTRASI. Menara BNI Pejompongan, Jakarta Pusat.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menyetujui pembagian dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun buku 2023, senilai total Rp 10,45 triliun.

Nilai pembagian dividen tersebut naik 42,76% dari total dividen tahun buku 2022 senilai Rp 7,32 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan sebesar Rp 280,49.

Dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah sebesar 60%, maka Perseroan akan menyetorkan dividen sebesar Rp6,27 triliun ke rekening Kas Umum Negara.

Adapun, porsi 50% lainnya dari laba bersih Perseroan atau senilai Rp10,45 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan.

Baca Juga: KB Bank Tebar Promo untuk Rayakan Perubahan Nama dan Logo

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 50% di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan Perseroan yang terus membukukan kinerja positif dengan capaian laba bersih senilai Rp 20,9 triliun di 2023.

Perseroan juga berhasil mengelola rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22% di Desember 2023, sehingga memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar, sambil tetap memenuhi kebutuhan bisnis dan investasi BNI Group.

"Kinerja yang positif tersebut dicapai di tengah berbagai tantangan eksternal pada tahun 2023, yang utamanya disebabkan oleh peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok," ungkap Royke saat konferensi pers perseroan, Senin (4/3).

Perseroan tetap konsisten dan disiplin menjalankan program transformasi selama tiga tahun terakhir. Langkah strategis ini telah menjadi turning point yang semakin memperkuat fondasi bisnis BNI.

Perseroan juga berkomitmen dan berupaya disiplin untuk terus melanjutkan program transformasi agar semakin berdampak positif pada kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional dan profitabilitas perusahaan.

Royke menjelaskan, peningkatan profitabilitas akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen corporate, UMKM, dan consumer, sehingga kualitas aset berada dalam kondisi yang sehat dalam jangka panjang.

 

Baca Juga: Laju Penurunan Kredit Restrukturisasi Covid-19 Melambat Jelang Kebijakan Berakhir

Dengan berbagai inovasi digital, Perseroan terus mendorong peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak. Manajemen juga proaktif mendorong berbagai program peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi.

"Kinerja positif pada 2023 menandakan keberhasilan program transformasi kami di BNI. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi bisnis dengan konsisten mendorong penguatan model bisnis dan penerapan budaya perusahaan," ujarnya.

Sepanjang tahun 2023, BNI berhasil membukukan kredit tumbuh sebesar 7,6% secara tahunan mencapai Rp695 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta maupun BUMN, kredit konsumen, dan Perusahaan Anak.

Kontribusi Perusahaan Anak ini didukung oleh penguatan kinerja yang berkelanjutan seiring dengan transformasi Perusahaan Anak yang sedang berlangsung seperti di BNI Finance dan Hibank.

"Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×