Reporter: Vina Destya | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mencatat total aset industri asuransi jiwa di Semester I-2023 alami sedikit penurunan yakni sebanyak 0,5% dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.
Total aset industri asuransi jiwa Semester I-2023 mencapai Rp 615,01 triliun, sedangkan pada Semester I-2022 mencatatkan total aset sebanyak Rp 617,84 triliun.
Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi dan Pajak AAJI Simon Imanto mengatakan bahwa sebanyak 87,6% total aset merupakan total investasi yang sampai periode tersebut mencatatkan nilai sebesar Rp 538,77 triliun.
Angka tersebut sekaligus menunjukkan bahwa investasi alami peningkatan 0,4% dibandingkan Semester I-2022 yang mencatatkan nilai sebesar Rp 536,67 triliun. Simon juga menyampaikan bahwa hasil investasi yang naik signifikan salah satunya didukung oleh membaiknya ekosistem investasi di Indonesia.
Baca Juga: AAJI Sebut Investasi Berprinsip ESG Belum Banyak Tersedia
"Serta penempatan investasi yang tepat dan sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh regulator," ujar Simon dalam keterangan resmi, Kamis (24/8).
Industri asuransi jiwa turut berkontribusi dalam menjaga kestabilan atau stabilitas sistem keuangan dan pasar modal melalui penempatan investasi jangka panjang pada instrumen saham, reksadana dan sukuk korporasi sebesar Rp 297,19 triliun.
Dari total yang hampir mencapai Rp 300 triliun tersebut, baik saham, reksadana, dan sukuk korporasi ada yang alami kenaikan dan penurunan. Saham menunjukkan angka kenaikan di Semester I-2023 sebesar 9,2% mencapai Rp 158,18 triliun sekaligus menjadi yang paling mendominasi dalam penempatan investasi.
Selanjutnya, sukuk korporasi juga alami kenaikan sebesar 9,2% mencapai Rp 43,93 triliun di Semester I-2023 ini. Berbeda halnya dengan saham dan sukuk korporasi, reksadana masih harus alami penurunan sebesar 34,1% menjadi Rp 95,07 triliun setelah di Semester I-2022 mencatatkan Rp 144,37 triliun.
Instrumen investasi dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) juga alami pertumbuhan sebesar 36,1% menjadi Rp 157,16 triliun pada Semester I-2023, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 115,51 triliun.
SBN sebagai salah satu instrumen investasi memiliki kontribusi terhadap total investasi sebesar 29,2% atau setara dengan Rp 157,16 triliun. Hal ini disebutkan Simon menjadi bukti komitmen industri asuransi jiwa dalam pembangunan jangka panjang pemerintah.
Selain itu, ada pula penempatan investasi pada bangunan dan tanah yang alami peningkatan sebesar 15,2% menjadi Rp 14,38 triliun, penyertaan langsung yang juga alami peningkatan sebesar 9,5% menjadi Rp 23,75 triliun, sedangkan lain-lain harus alami penurunan sebesar 37,5% menjadi Rp 7,34 triliun.
Penempatan investasi bangunan dan tanah, penyertaan langsung, dan lain-lain berkontribusi pada total aset masing-masing 2,7%, 4,4%, dan 1,4%.
Baca Juga: Indonesia Re Terus Menggenjot Literasi Seputar Industri Asuransi
Simon menambahkan bahwa penempatan investasi yang dilakukan oleh industri asuransi jiwa wajib didasari oleh portofolio produk yang dipasarkan serta risk appetite dari para nasabahnya.
Kemudian, seiring dengan berlakunya SEOJK PAYDI yang mengatur porsi penempatan investasi, simon mengatakan bahwa AAJI berharap ke depannya akan semakin banyak instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
"Sehingga para pemegang polis bisa mendapatkan manfaat produknya secara maksimal," pungkas Simon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News