kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi open banking sejumlah bank terus meningkat


Selasa, 13 Oktober 2020 / 19:56 WIB
Transaksi open banking sejumlah bank terus meningkat
ILUSTRASI. Nasabah sedang melakukan pembayaran menggunakan Scan QRIS OCTO Mobile.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank telah menerapkan open banking melalui fitur Application Programming Interface (API) meskipun standarisasinya saat ini masih digodok Bank Indonesia (BI). Transaksi lewat API ini rupanya semakin mengalami peningkatan.

API memungkinkan bank dan fintech untuk membuka data dan informasi keuangan yang terkait dengan transaksi pembayaran dari nasabahnya secara resiprokal (prinsip kesetaraan). Artinya, ada tiga pihak yang akan terlibat implementasi API ini yakni nasabah sebagai pemilik data, bank, dan juga fintech.

CIMB Niaga salah satu yang sudah menerapkan penggunaan API baik untuk kebutuhan sistem internal bank maupun untuk kebutuhan eksternal dari mitra-mitra perseroan. Bank ini sudah meluncurkan portal API khusus bagi mitra. 

Baca Juga: Perkuat digitalisasi, CIMB Niaga optimalisasi pengembangan API

Portal ini memberikan informasi layanan yang tersedia, bagaimana cara menggunakannya, sandbox bagi yang ingin mencoba, maupun untuk proses administrasi pendaftaran hingga ke produksi.

"Saat ini sudah ada 79 layanan API yang tersedia di portal CIMB Niaga dan ada 19 mitra yang sudah live yang telah kerjasama" kata Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga pada Kontan.co.id, Selasa (13/10).

Pada September 2020, terdapat lebih dari 6,7 juta transaksi API call bank ini. Lani bilang, transaksi tersebut dikenakan fee baik flat maupun fee persentase.

Lani menjelaskan, saat ini ada beberapa model transaksi dan bisnis yang belum disetujui regulator lewat API sebelum standarisasi diluncurkan. Di samping itu, implementasi AAPI ini juga masih menghadapi tantangan karena ada perbedaan dalam jenis layanan dan cara bertransaksi yang ditawarkan oleh mitra maupun bank.

Untuk menjaga keamanan data nasabah, semua peng-inputan data nasabah yang sensitif dilakukan dan disimpan dalam sistem CIMB Niaga. "Semua transaksi financial dari rekening nasabah diverifikasi oleh CIMB Niaga sendiri menggunakan two factor authentication," jelas Lani.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga telah mengimplementasikan API. Indra Utoyo, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI mengatakan, transaksi lewat API di bank pelat merah ini sudah sangat besar.

Baca Juga: Ini deretan manfaat dan kemudahan yang didapat lewat open API

"Kolaborasi lewat API sangat masif di BRI. Transaksi melalui API sudah Rp 30 triliun dan sudah memberikan nilai fee based income yang lumayan bagi BRI," ungkap Indra lewat webinar baru-baru ini.

Ia mengatakan, konektivitas merupakan suatu keniscayaan di industri perbankan di era digital ini. Harus ada kolaborasi yang luas karena kecepatan sudah jadi hal yang utama dalam bisnis saat ini. Itu sebabnya menurutnya, implementasi API menjadi sangat penting.

Bank Mandiri juga telah punya Mandiri API, platform yang dapat diakses dengan mudah oleh mitra bisnis baik e-commerce, fintech, start-up, dan korporasi lainnya, untuk  memperoleh informasi serta mengintegrasikan layanan dan produk perbankan bank Mandiri ke platform digital milik mereka.

Saat diluncurkan pada 14 September 2020 lalu, sudah ada 100 calon mitra yang mendaftar di portal API Bak Mandiri.  Melalui portal itu, calon mitra dapat melakukan pendaftaran dan pengujian integrasi API di sandbox yang tersedia.

Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan, potensi mitra e-commerce, startup dan fintech yang bisa digandeng Mandiri API mencapai 2.000. Untuk tahun pertama ini, bank pelat merah ini menargetkan bisa bekerjasama dengan 150 mitra.

Baca Juga: BRI sinergikan tiga ekosistem untuk akselerasi digitalisasi UMKM

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta dalam webinar sebelumnya mengatakan, bahwa standarisasi API sudah dalam tahap penyusunan pedoman teknis.

"Kami berkolaborasi dengan industri, termasuk perbankan dalam proses penyusunan standarisasi ini," katanya.

Standarisasi API tersebut ditargetkan bisa diimplementasikan pada tahun 2021. Standarisasi open banking ini merupakan salah satu inisiatif BI untuk mewujudkan visi sistem pembayaran 2025.

Di era digital ini, seluruh lembaga keuangan memang sudah harus berkolaborasi dan tidak bisa lagi jalan sendiri-sendiri. Bank dan fintech harus disambungkan lewat API agar sama-sama bisa melakukan berbagai layanan transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×