Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi Covid-19, kebiasaan bertransaksi nasabah perbankan mulai bergeser dari layanan e-channel seperti mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan Electronic Data Capture (EDC) ke layanan digital banking.
Djumariah Tenteram, Direktur Retail Banking PermataBank mengungkapkan, transaksi digital di Bank Pemata selama tahun 2020 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tren kenaikan ini didukung oleh usaha PermataBank dalam memperkuat layanan perbankan digital yang prima, dengan memanfaatkan dan menanamkan proses digital dalam penerapan transaksi perbankan yang beroperasi dengan mudah, cepat, dan aman terutama melalui PermataMobile X, PermataNet, API banking.
"PermataBank juga mendukung Bank Indonesia (BI) untuk transaksi non tunai sesuai standar Quick Response code Indonesian Standard (QRIS ) yang dengan cepat diadopsi oleh para nasabah kami," kata Djumariah kepada kontan.co.id, Jumat (5/2).
Ia menjelaskan, di tahun 2020, transaksi digital mengalami akselerasi karena adanya pandemi covid-19 yang melanda dunia. Salah satu transaksi yang dapat membantu nasabah melakukan pembayaran non tunai secara aman dan nyaman adalah dengan QR code yang sesuai standar QRIS.
Baca Juga: Simpanan nasabah meningkat, Bank Permata sediakan fitur buka tabungan secara online
PermataBank menyediakan layanan QR pay melalui PermataMobile X dimana semua user bisa melakukan pembayaran dengan cara memindai di semua QR code berlogo QRIS yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, sejak bulan Oktober 2020 PermataBank juga menyediakan layanan untuk masyarakat, terutama UMKM, yang membutuhkan QR code agar bisa menerima pembayaran non tunai.
"Walaupun kondisi pandemi melanda Indonesia, hal ini tidak menghalangi pertumbuhan jumlah transaksi. Kita melihat adanya perubahan perilaku nasabah dalam melakukan transaksi dari offline ke digital. Di tahun 2020, jumlah transaksi mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya terutama di area transaksi secara digital," tambahnya.
Djumariah menyebutkan, di tahun 2020, transaksi melalui mobile banking tumbuh signifikan. Namun, transaksi QR pay tumbuh paling tinggi, yakni lebih dari 300%.
Untuk mendukung inklusi keuangan dan akselerasi digital guna membantu perekonomian Indonesia di masa pandemi, PermataBank juga telah memberikan layanan PermataQR bagi pelaku usaha terutama sektor UMKM supaya bisa menerima pembayaran non tunai. Layanan PermataQR dapat melayani pembayaran melalui berbagai media pembayaran seperti stiker, aplikasi di HP maupun EDC.
"Dalam kurun waktu 3 bulan setelah launching, PermataBank telah mengakuisisi lebih dari 100.000 merchant dimana mayoritas berasal dari sektor UMKM," ujar Djumariah.
Menurutnya, skema tarif pembayaran melalui QRIS sudah diatur oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 0,7% serta terdapat skema khusus untuk sektor edukasi sebesar 0,6%, pompa bensin 0,4% dan untuk organisasi non profit sebesar 0%
Hal yang sama diungkapkan Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan. Ia mengatakan, sebelum pandemi pun, pertumbuhan transaksi nasabah menggunakan digital banking terutama mobile banking CIMB Niaga sudah meningkat pesat.
Hal tersebut tidak terlepas dari strategi di hampir seluruh bank, termasuk CIMB Niaga yang gencar mendorong penggunaan digital.
Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) bidik 27 juta UMKM dengan platform digital
Lani mencontohkan, transaksi digital nasabah CIMB Biana melalui aplikasi OctoMobile (Mobile Banking CIMB Niaga) meningkat drastis tahun lalu dari berbagai jenis produk. "Secara transaksi naik 50% yoy, dan dari sisi volume hampir naik double (dua kali lipat) atau naik sekitar 85% pada tahun lalu," katanya.
Di sisi lain, transaksi berbasis kartu terutama kartu kredit mengalami kontraksi. Salah satunya, transaksi kartu kredit CIMB Niaga tahun lalu turun sebanyak 8% secara yoy.
Menurutnya, transaksi digital memberikan pendapatan fee dari biaya per transaksi, biaya top up pulsa, biaya transfer terutama untuk cross border, pembayaran utility, dan lain-lain.
"Tahun ini, kami targetkan transaksi untuk terus tumbuh karena nasabah sudah terbiasa menggunakan digital channels dan semakin yakin," kata Lani.
Sementara, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F Haryn mengatakan, per triwulan III/2020, nilai transaksi mobile banking BCA tercatat tumbuh 28% yoy dan internet banking BCA tercatat tumbuh 4% Yoy. Sedangkan, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking BCA bertumbuh 68% dan 35% yoy.
"Kami mencermati bahwa pengembangan layanan digital akan menjadi kunci bisnis perbankan dan transaksi non tunai akan terus meningkat di masa yang akan datang," katanya.
Baca Juga: Lebih optimistis, Bank BNI targetkan penyaluran kredit tumbuh 6% pada tahun ini
Di tengah tantangan pandemi ini, BCA juga terus mendorong nasabah untuk mengoptimalkan penggunaan digital banking melalui #BankingFromHome.
Ia menjelaskan, BCA menawarkan beragam fitur terbaru digital banking BCA dalam rangka mempermudah nasabah saat bertransaksi perbankan. Informasi lebih lengkapnya dapat dilihat pada www.bca.co.id/dibikinsimpel.
"Ke depannya, kami memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan dalam kehidupan normal baru. BCA akan terus berinovasi menyiapkan berbagai inisiatif untuk mendukung kebutuhan nasabah terkini," ujar Hera.
Selain inovasi digital, Hera mengungkapkan, keamanan merupakan prioritas utama BCA. Oleh karena itu, BCA berkomitmen tinggi untuk melakukan pemutakhiran dan menjaga security system dalam aktivitas operasional bisnis yang pihaknya lakukan.
Selanjutnya: Begini cara bank BUKU II dan III berburu dana murah pada tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News