Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tren pertumbuhan simpanan nasabah tajir di atas Rp 5 miliar seperti kehilangan tenaganya, dan terus menyusut pertumbuhannya selama satu dekade terakhir. Faktornya disinyalir karena bertepatan dengan perhelatan Pemilu.
Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pertumbuhan dana simpanan nasabah tajir di atas Rp 5 miliar telah mengalami penyusutan dari Januari 2023 yang tumbuh sebesar 11% secara tahunan (year on year/yoy) dengan total nominal simpanan Rp 4.254 triliun, menjadi hanya tumbuh 1,6% YoY dengan nilai Rp 4.369 triliun per November 2023.
Meskipun secara nominal simpanan meningkat dari posisi Januari 2023, namun secara pertumbuhan justru mengalami penyusutan sejak awal tahun sampai menuju akhir tahun 2023 lalu.
Baca Juga: Simpanan Nasabah Tajir di Atas Rp 5 Miliar Tumbuh 1,6%
Menanggapi hal tersebut Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, sikap korporasi yang wait and see menuju perhelatan pesta demokrasi pemilihan umum serentak pada Februari 2024 menjadi salah satu alasan para debitur korporasi menahan diri untuk melakukan pinjaman kredit ke bank.
Alhasil mereka lebih memilih menggunakan dana sendiri yang tadinya akan ditempatkan di bank, namun justru digunakan untuk membiayai kebutuhan dan ekspansi usahanya.
Namun jika melihat tren pertumbuhan simpanan pada dua kali perhelatan Pemilu yakni pada tahun 2014 dan 2019 silam, tren pertumbuhan simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar masih dapat tumbuh di atas 5% pada masa menjelang Pemilu serentak.
Ambil contoh pada tahun 2019 saat Pemilu serentak diadakan pada awal April, sebelum menjelang pelaksanaan bulan Pemilu, tren simpanan nasabah tajir masih dapat tumbuh di atas 5% yoy pada periode Januari sampai Maret saat itu.
Baca Juga: Dana Simpanan Nasabah Tajir Semakin Tambun
Tarik lagi ke periode Pemilu tahun 2014 silam yang mana terjadwal pada bulan April untuk pemilihan legislatif, dan Juli untuk Pemilihan Presiden. Sebelum jadwal berlangsung, tren pertumbuhan dana nasabah tajir masih mampu bertengger di kisaran 13% yoy pada Januari-Februari, Meskipun satu bulan sebelumnya, yakni Maret 2014, terdapat perlambatan pertumbuhan menjadi 11% yoy. Namun setelahnya kembali tumbuh di atas 13% yoy.
Namun di sisi lain, meski ada kabar bahwa simpanan nasabah di atas Rp5 miliar melambat dikarenakan penggunaannya digunakan untuk kepentingan Pemilu, Purbaya melihat harusnya itu berkaitan dengan penyaluran kredit.
Maklum saja, beberapa waktu lalu ada kasus simpang siur terkait Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang memberikan kredit untuk kepentingan kampanye partai politik.
"Kalau pertumbuhan kredit itu sepertinya yang mendorongnya dari konsumsi, bukan korporasi, jadi bisa saja kredit itu digunakan untuk hal lainnya di luar korporasi, bisa hubungannya untuk pinjaman untuk kampanye dan lain-lain," kata dia belum lama ini.
Sementara itu sejumlah pengamat menilai perlambatan pertumbuhan dana nasabah tajir di atas Rp5 miliar disebabkan oleh pengalihan dana ke instrumen investasi lainnya.
Baca Juga: Suku Bunga Tinggi, Simpanan Nasabah Tajir di Perbankan Menggendut pada Tahun 2023
“Kalau untuk dana pemilu, harusnya hanya bergeser dari rekening ke rekening lain, jadi faktornya mereka menarik tabungannya untuk ditempatkan di instrumen investasi lainnya, dan juga dana pemerintah mereka investasi di obligasi pemerintah,” kata Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin kepada Kontan, Minggu (4/2).
Senada, Ekonom dan Guru Besar Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai perlambatan simpanan dana nasabah tajir disebabkan pemilihan penempatan dana mereka di instrumen lainnya.
“Mereka invest di produk selain bank yang memberikan untung atau yield yang lebih menarik,” kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News