kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Undisbursed loan perbankan menipis


Minggu, 26 Mei 2019 / 20:51 WIB
Undisbursed loan perbankan menipis


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri perbankan sepanjang kuartal pertama 2019 cukup mumpuni lantaran mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 11,72% (yoy) menjadi Rp 5.350 triliun dari Rp 4.788 triliun di akhir kuartal pertama 2018. Penyaluran tersebut juga terhitung efektif, mengingat makin tipisnya kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) oleh debitur.

Otoritas Jasa Keuangan mencatat, hingga kuartal pertama 2019, nilai undisbursed loan Rp 1.559 triliun, atau setara 29,15% dari total kredit pada periode yang sama. Sedangkan pada kuartal pertama 2018 nilai undisbursed loan mencapai Rp 1.467 triliun, atau setara 30,65% nilai kredit yang tersalurkan.

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Santoso Liem bilang, efektivitas penyaluran kredit sepanjang kuartal pertama 2019 memang tergolong stabil. Dan tak berbeda jauh dibandingkan posisi kuartal pertama 2018.

PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) misalnya sepanjang kuartal pertama 2019 cuma mencatat nilai undisbursed loan Rp 39,94 triliun, atau setara 26,08% dari total kredit Rp 153,15 triliun. Komposisi tersebut menipis signifikan dibandingkan posisi kuartal pertama 2018 senilai Rp 43,24 triliun dari total kredit Rp 141,14 triliun.

Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo bilang, penyerapan kredit perseroan memang sejalan dengan kondisi ekonomi nasional yang mulai membaik di awal 2019 ini.

“Kredit komersial Panin terutama diberikan ke segmen perdagangan dan distribusi. Kebutuhan modal kerja segmen tersebut memang sangat tergantung dengan perputaran usaha. Kalau segmen usahanya sedang bergairah plafon kredit akan digunakan maksimal,” kata Herwidayatmo kepada Kontan.co.id, Minggu (26/5).

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) meskipun mencatat kenaikan undisbursed loan, namun porsinya masih tergolong mini. Pada kuartal pertama 2019 nilai undisbursed loan bank berlogo 46 ini Rp 60,54 triliun, atau setara Rp 12,30% dari total kredit yang disalurkan Rp 491,82 triliun. Sedangkan pada kuartal pertama 2018 nilainya Rp 42,78 triliun, atau setara 10,29% dari total kredit Rp 415,71 triliun.

Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan bilang, penarikan kredit debitur masih terhitung sesuai jadwal. “Penarikannya masih on schedule, terutama dari sektor industri penopang pertumbuhan dari pertambangan, dan manufaktur yang juga menopang kredit investasi kami,” kata dia kepada Kontan.co.id.

Sementara hal sebaliknya justru terjadi di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Meskipun undisburesed loan perseroan menipis, namun porsinya masih tergolong besar.

Pada kuartal pertama 2018 nilainya mencapai Rp 201,03 triliun, atau setara 42,75% dari total kredit Rp 470,15 triliun. Sedangkan pada kuartal pertama 2019 mencapai Rp 213,47 triliun atau setara 40,10%

“Utilisasi kredit kami masih tergolong stabil di kisaran 70%, dan mirip dengan tahun sebelumnya. Sedangkan total kredit kami tumbuh 13,2% (yoy) pada kuartal 1/2019,” kata Direktur BCA Santoso Liem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×