Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan aset perbankan selama pandemi melambat, hingga akhir tahun akibat ekspansi kredit yang tertahan. perlambatan diprediksi bakal sepanjang tahun. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan nasional sepanjang kuartal I-2020 baru tumbuh 2,69% (ytd) menjadi Rp 8.385,40 triliun.
Lebih rinci, cuma bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 yang masih mencatat pertumbuhan aset mumpuni sebesar 8,92% (ytd), sementara BUKU 4 pertumbuhannya tak sampai 1%, adapun BUKU 1, dan BUKU 2 mengalami pertumbuhan negatif.
Baca Juga: Pelaku pasar masih wait and see, rupiah berpotensi melemah pada Selasa (23/6)
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo juga turut pandemi turut menghambat pertumbuhan aset perseroan. Utamanya, karena sumber pertumbuhan kredit yang terganggu.
“Per APril pertumbuhan aset kami 4,8% (yoy) melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan pertumbuhan 13,5% (yoy). Ini sejalan dengan perlambatan kredit yang merupakan komponen terbesar aset BRI,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (22/6).
Adapun jika dihitung sejak akhir tahun lalu, pertumbuhan aset BRI tercatat masih negatif 6,56% (ytd) menjadi Rp 1.254,84 triliun per April 2020. Sedangkan kredit tumbuh belum sampai 1% (ytd) menjadi Rp 866,70 triliun.
Seiring situasi pandemi yang tak bisa diprediksi, bank terbesar di tanah air ini juga menaksir hingga akhir tahun pertumbuhan aset perseroan bakal melambat. Sebagai tambahan, BRi juga telah memangkas target pertumbuhan kredit dari sebelumnya 10-11% menjadi 5% tahun ini.
Baca Juga: Aktivasi PIN kartu kredit Bank Mandiri cukup dilakukan dari rumah, begini caranya
“Seiring kondisi ekonomi yang cenderung melambat, proyeksi kredit kami juga akan melambat pada 2020, ini akan mempengaruhi aset tahun ini,” sambung Haru.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah, bank di kelas BUKU 2 ini menyebut tingginya permintaan restrukturisasi debitur perseroan yang terimbas pandemi jadi alasannya. “Hampir setengah nasabah kami mengajukan restrukturisasi, di sisi lain sehubungan dengan pandemi pertumbuhan bisnis kami juga melambat signifikan,” ungkapnya kepada Kontan.co.id.
Hingga Mei 2020 aset perseroan terhimpun Rp 4,93 triliun dengan pertumbuhan negatif 3,29% (ytd) dibandingkan akhir Desember senilai Rp 5,10 triliun. Adapun pertumbuhan kredit perseroan sejatinya tumbuh cukup signifikan sebesar 10,13% (ytd).
Makanya, Efdinal bilang hingga akhir tahun perseroan bakal lebih selektif menyalurkan kredit. Saat ini perseroan juga tengah menyiapkan sejumlah revisi rencana bisnisnya untuk tahun ini.
Baca Juga: BCA aktif turunkan suku bunga kredit, simak besarannya
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang termasuk dalam kelas BUKU 3 juga mengalami hal serupa. Hingga April 2020, aset perseroan negatif 2,37% (ytd) menjadi Rp 306,68 triliun. Adapun penyaluran kreditnya juga tumbuh negatif 1,73% (ytd).
Meski demikian, Direktur Utama BTN Pahala N Mansury masih optimistis hingga akhir tahun perseroan mengejar meraih pertumbuhan yang positif. “Secara tahunan aset kami masih tumbuh positif, DPK juga tumbuh baik. Sampai akhir tahun kami targetkan aset bisa tumbuh di kisaran 7%,” ujarnya kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News