kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Walau dihantam corona, bank jumbo masih pede kinerja tahun ini bakal tetap tumbuh


Minggu, 30 Agustus 2020 / 10:25 WIB
Walau dihantam corona, bank jumbo masih pede kinerja tahun ini bakal tetap tumbuh


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona menghambat kinerja sejumlah bank-bank jumbo di tanah air. Sepanjang semester I-2020, seluruh bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV tak ada yang mencatat pertumbuhan laba yang positif.

Meski demikian, bank-bank tersebut masih optimistis hingga akhir tahun dapat mempertahankan pertumbuhan kinerja yang positif meskipun sangat tipis. Ekonomi nasional yang berangsur pulih, ditambah sejumlah stimulus dari pemerintah jadi pendorongnya.

Baca Juga: Bakal dimerger dengan Rabobank, kemana arah bisnis BCA Syariah ke depan?

“Di semester kedua mulai terlihat dampak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan ekonomi juga kembali pulih meskipun masih jauh dibandingkan kondisi normal. Namun ini sinyal yang baik. Kami pun masih optimistis bisa mencatat pertumbuhan 1%-2% hingga akhir tahun,” kata Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Vera Eve Liem dalam paparan virtual, Jumat (28/8).

Laba bank swasta terbesar di tanah air ini sendiri sepanjang semester I-2020 lalu tercatat merosot 4,8% (yoy) menjadi Rp 12,24 triliun. Penurunan laba terutama disebabkan pencadangan ekstra yang dilakukan perseroan hingga Rp 6,54 triliun, meningkat 167,3% (yoy) dibandingkan tahun lalu Rp 2,44 triliun.

Laba sebelum provisi yang dicatat BCA sejatinya masih tumbuh baik sebesar 15,8% (yoy) senilai Rp 21,53 triliun. Peningkatan pencadangan, kata Vera, dilakukan guna mengendalikan risiko kredit.

Loan at risk (LaR) BCA meningkat dari 4,3% menjadi 5,3% semester I-2020, namun ini masih tergolong kecil jika dibandingkan bank lain, karena LaR perbankan  yang melakukan program restrukturisasi pasti berpotensi naik,” imbuhnya.

Baca Juga: Bank Bisnis akan meraup dana Rp 189,49 miliar lewat IPO

Hingga pertengahan Agustus 2020, BCA tercatat telah memproses permohonan merestrukturisasi kredit terimbas pandemi senilai Rp 117 triliun dari 124.000 debitur. Sedangkan hingga akhir tahun diperkirakan ada sekitar 20%-30% portofolio kredit terimbas pandemi yang perlu direstrukturisasi.

Sementara kredit BCA sepanjang semester I-2020 tercatat Rp 595,13 triliun dengan pertumbuhan 5,3% (yoy). Segmen korporasi, dan pembiayaan syariah via PT Bank BCA syariah jadi penopang pertumbuhan masing-masing 17,7% (yoy), dan 16,2% (yoy). Sementara segmen kredit lainnya tercatat mengalami pertumbuhan yang negatif.

Bank besar lai yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) punya optimisme serupa. Meskipun sepanjang semester I-2020 laba BNI merosot tajam hingga 41,6% (yoy) menjadi Rp 4,45 triliun.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×