Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan mencatat pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) di kuartal pertama 2025. Pertumbuhan ini terjadi di tengah tren perlambatan KPR secara industri.
Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia, outstanding KPR perbankan per Maret 2025 tercatat tumbuh 8,9% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 806,2 triliun.
Pertumbuhan KPR ini melambat dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 10,7% YoY menjadi Rp 800,8 triliun.
Menurut Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, tekanan perekonomian yang berakibat pada pelemahan daya beli masih menjadi tantangan pertumbuhan KPR.
Menurut dia, saat ini masyarakat hanya memprioritaskan kebutuhan primer. “Masyarakat masih memprioritaskan untuk kebutuhan utama terkait konsumsi dibanding untuk pembelian rumah,” ujarnya kepada Kontan, Selasa 20/5).
Baca Juga: Bank CIMB Niaga Salurkan KPR syariah Rp 400 Miliar pada Kuartal I-2025
Untuk mendorong pertumbuhan KPR, Trioksa bilang, kata Trioksa, bank perlu menjaga likuiditas dan meningkatkan efisiensi operasional sehingga bunga kredit KPR dapat diturunkan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) termasuk bank yang mencatat pertumbuhan KPR di kuartal I 2025. Bank ini membukukan pertumbuhan KPR 10,5% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 135,5 triliun di kuartal l 2025 dari Rp 122,5 triliun di periode sama tahun lalu.
Hanya saja, secara kuartalan, KPR BCA terkoreksi sebesar 0,1% (QoQ) dari sebesar Rp 135,5 triliun per Desember 2024 menjadi Rp 135,3 triliun per Maret 2025.
Menurut EVP Consumer Loan PT Bank Central Asia (BCA) Welly Yandoko, pelambatan KPR dipengaruhi tekanan perekonomian sehingga berdampak pada permintaan kredit BCA secara keseluruhan.
“Selain itu dengan kondisi likuiditas bank-bank yang saat ini cukup ketat dan tingkat NPL yang cenderung meningkat, bank memiliki keterbatasan dalam menyalurkan kredit dengan bunga murah, sedangkan faktor suku bunga menjadi pertimbangan utama bagi nasabah dalam mengambil KPR,” ungkap Welly saat dihubungi Kontan, Selasa (20/5).
Adapun, BCA total new booking KPR BCA saat ini tercatat sebesar Rp 7,8 triliun.
Sementara rata-rata ticket size atau besaran nominal pengajuan KPR BCA berada di rentang Rp 1,5 miliar hingga Rp 1,7 miliar. “Hal ini menggambarkan bahwa segmen debitur kami cukup tersebar,” ujar Welly.
Sementara itu, KPR PT Bank Mandiri (Persero) Tbk masih tumbuh 15,8% YoY menjadi sebesar Rp 66,5 triliun di kuartal I 2025. Di kuartal I tahun lalu, nilainya sebesar Rp 57,4 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara mengatakan, KPR masih menjadi penopang pertumbuhan kredit konsumer Bank Mandiri tahun ini. “Hal ini sejalan dengan upaya inovasi dan optimalisasi layanan Bank Mandiri di segmen ritel,” ungkap Ossy, sapaan akrabnya, Selasa (20/5).
Ossy melanjutkan, Bank Mandiri saat ini menawarkan beragam suku bunga KPR, mulai dari 2,60% fixed 1 tahun untuk debitur pilihan. Ada juga suku bunga fixed berjenjang hingga 10 tahun mulai dari 7,68%.
Untuk memacu pertumbuhan KPR, Bank Mandiri bakal tetap fokus kepada nasabah eksisting yang merupakan nasabah payroll dan karyawan yang bekerja di perusahaan wholesale perusahaan yang dikelola Bank Mandiri.
“Ke depan, kami akan terus memantau dinamika ekonomi dan pasar untuk memastikan kebijakan suku bunga yang kompetitif, mendukung akselerasi pertumbuhan kredit, serta memperluas sinergi dan kolaborasi, guna mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” imbuh Ossy.
Baca Juga: BP Tapera Buka Wacana Penyaluran KPR Subsidi Diperluas, Libatkan Bank Swasta
Adapun, strategi yang bakal dilakukan BCA yakni dengan menggelar berbagai expo untuk menarik minat calon debitur. Selain itu, BCA juga akan meningkatkan kerja sama dengan developer dan broker terpercaya dan mengoptimalkan jaringan kantor cabang BCA di seluruh Indonesia.
BCA juga turut memanfaatkan channel digital rumahsaya.bca.co.id untuk mendukung kemudahan akuisisi debitur KPR baru.
“Mempertimbangkan tantangan-tantangan yang perlu dihadapi dalam penyaluran kredit di tahun 2025 ini, manajemen BCA menentukan target penyaluran kredit tahun ini moderat sebesar 6%-8%,” kata Welly.
Selanjutnya: Aneka Tambang (ANTM) Mulai Fokus ke Baterai EV, Begini Prospek Analis
Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News