kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wapres minta BRI tingkatkan penyaluran KUR


Kamis, 16 April 2015 / 22:11 WIB
Wapres minta BRI tingkatkan penyaluran KUR
ILUSTRASI. OJK akan memberikan batasan bunga yang lebih rendah pada industri fintech peer to peer (P2P) lending


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Bank Rakyat Indonesia (BRI) lebih menegaskan fokus bisnisnya. BRI diharapkan tetap fokus pada pengembangan usaha kecil dan meningkatkan pemberian kredit usaha rakyat (KUR). Permintaan Wapres itu disampaikan Komisaris Utama BRI Mustafa Abubakar, di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (15/4), seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Harus ada penegasan fokus atau core business. Misalnya ke depan lebih banyak orientasi kepada rakyat kecil atau UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)" kata Mustafa.

Saat ini, penyaluran KUR BRI kurang lebih Rp 120 triliun hingga Rp 130 triliun. Mustafa berjanji BRI akan meningkatkan pemberian KUR hingga lebih 65 persen.

"Tapi targetnya berapa, belum tahu. Jadi kalau bank lain terbirit-birit dengan KUR, kami siap menerima pelimpahan dari bank lain," kata dia.

BRI juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi nasabah bank. Saat ini, menurut Mustafa, rasio masyarakat untuk menjadi nasabah perbankan masih rendah, yakni baru mencapai 30 persen. Kondisi ini berbeda dengan Malaysia dan Singapura yang rasionya sudah di atas 50 persen.

Dalam pertemuan dengan jajaran komisaris BRI pagi tadi, Wapres juga menegaskan perlunya pembidangan bisnis bank-bank berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Misalnya, Bank Mandiri diharapkan bisa fokus pada infrastruktur atau industri, Bank Tabungan Negara lebih fokus pada bidang perumahan rakyat, dan Bank Negara Indonesia yang lebih fokus ke bidang perdagangan.

Oleh karena itu, menurut Mustafa, Wapres menilai merger atau penggabungan bank BUMN bukan jawaban untuk memperkuat permodalan bank.

"Dan kami mendukung karena ternyata BRI yang masih stand alone dibandingkan Mandiri yang gabungan empat bank, ternyata BRI tidak kalah cepat tumbuhnya, sama terus dengan Mandiri. Malah dari segi keuntungan, BRI lebih tinggi dari Mandiri, bahkan dari aset pun BRI sudah bisa mengejar. Itu sebagai contoh bahwa tidak musti dijawab dengan merger," kata dia.

Mustafa mengatakan, Wapres juga menilai bahwa BRI telah membantu pemerataan ekonomi dengan fokus pada usaha kecil. Dengan jaringannya yang luas, BRI bisa menjangkau hingga ke bawah. Ke depannya, Wapres meminta BRI meningkatkan sinergi dengan bank pemerintah lainnya.

Komisaris BRI lainnya, Adhyaksa Dault, menyampaikan bahwa pemberian KUR diharapkan bisa mendorong geliat UMKM hingga ke daerah-daerah. Pada akhirnya, pertumbuhan UMKM ini akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di Indonesia.

Secara terpisah, Kalla menyatakantidak setuju dengan usulan merger bank-bank BUMN. Menurut dia, wacana merger itu tidak sesuai dengan kondisi Indonesia yang berpenduduk besar dan berwilayah luas.

Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memerlukan lebih banyak bank pemerintah. Kalla menilai lebih baik masing-masing bank BUMN yang ada saat ini tetap berjalan dengan fokus bisnisnya masing-masing. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×