kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Weston serius pada Bank Mutiara


Rabu, 10 Juli 2013 / 12:19 WIB
Weston serius pada Bank Mutiara
ILUSTRASI. Rupiah melemah terhadap dolar AS.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Roy Franedya, Christine Novita Nababan |

JAKARTA. Sedikit demi sedikit, informasi tentang Weston Internasional Capital Ltd mulai terkuak. Hedge fund yang meminati Bank Mutiara ini mengklaim: memiliki pengalaman panjang sebagai investor di kawasan negara berkembang, termasuk Indonesia.

Dalam surat elektronik ke KONTAN, hedge fund asal Mauritius ini mengaku pernah masuk Indonesia tahun 1997, ketika krisis menimpa negeri ini.  Ketika itu, Weston  mengumpulkan saham perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Di  antaranya, Asia Pulp Paper, Polysindo and PT Gresik.

Perwakilan dan Manajer Regional Weston International, Jabir Udhin mengatakan Weston memiliki pengalaman selama 24 tahun mengelola aset-aset bermasalah di negara berkembang. Weston kini dipimpin John Liegey, mantan President dan Chief Operating Officer Dean Witter International Capital Markets Limited yang sekarang bersalin nama menjadi Morgan Stanley International.

Udhin menambahkan, ketertarikan pada Bank Mutiara karena pasar perbankan di Indonesia sangat cerah. Weston berniat menggarap bisnis syariah dan mikro. "Bila  menjadi pemilik Bank Mutiara, kami akan memberikan layanan manajemen aset yang lebih canggih, memberikan bunga kredit lebih rendah dan peningkatan tata kelola atau good corporate governance (GCG)," ujarnya.

Tapi Weston menggarisbawahi, harga Bank Mutiara sebesar Rp 6,7 triliun terlalu mahal. Menurutnya, tidak ada bank di Asia tenggara yang memiliki price to book value (pbv) lima kali, seperti harga yang disyaratkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, laporan keuangan Mutiara tidak transparan. Bank ini tidak pernah diaudit akuntan publik ternama dunia.

Informasi saja, 1 Juli lalu LPS telah menutup pendaftaran calon investor Bank Mutiara. Dari 6 investor yang menandatangani letter of interest (LoI) hanya 5 investor yang memasukkan dokumen akuisisi. LPS dan penasihat keuangannya, Danareksa Securities belum bisa memastikan apakah Weston merupakan salah satu investor yang mengajukan ketertarikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×