kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Xendit catat nilai transaksi di 2021 capai US$ 12 miliar


Selasa, 14 Desember 2021 / 16:15 WIB
Xendit catat nilai transaksi di 2021 capai US$ 12 miliar
ILUSTRASI. Pengenalan program Xendit Business for Good untuk bantu UMKM


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech payment gateway, Xendit, mencatat nilai volume transaksi di 2021 telah mencapai lebih dari US$ 12 miliar. Adapun, jumlah transaksinya mencapai kurang lebih 150 juta transaksi per tahun.

Sekadar informasi, Xendit adalah penyedia infrastruktur pembayaran digital berbentuk business to business (B2B) yang membantu para pelaku usaha melakukan digitalisasi dalam menerima pembayaran dan melakukan pembayaran.

“Pertumbuhan sebesar lebih dari 250% year-on-year (yoy) atau lebih dari 12% month-of-month (mom),” ujar Head of PR Xendit Astri Permatasuri dalam konferensi pers, Selasa (14/12).

Adapun, Astri menjelaskan ada beberapa kategori yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan dalam transaksi melalui Xendit, antara lain ada sektor jasa keuangan yang meliputi software akuntansi, investasi, dan asuransi tumbuh 150%. Ada juga kategori produk digital yang tumbuh 400% yaitu meliputi Ed-tech, Saas, dan Health-tech.

Sektor jasa  juga termasuk yang mengalami pertumbuhan pesat yaitu sekitar 300%. Bisnis yang masuk dalam sektor ini ialah sekolah, logistik, dan juga wedding.

Baca Juga: Perkuat permodalan, perbankan cari pendanaan baru pada tahun depan

“Yang menarik wedding juga sih, karena sekarang banyak wedding yang virtual akhirnya mereka menggunakan layanan seperti QRIS untuk menerima hadiah pernikahan,” imbuh Astri.

Selain itu, Astri juga menyebutkan saat ini ada pergeseran tren pembayaran di Indonesia yang pada 2020, virtual account masih menjadi juara dengan kontribusi 53%. Sedangkan di 2021, hal tersebut harus digeser dengan penggunaan e-wallet yang naik dari 24% menjadi 43% sehingga menjadi yang paling banyak digunakan.

Tak hanya itu, penggunaan QR Code juga lebih populer di tahun 2021 dengan kontribusi 7%. Hal tersebut sejalan dengan dorongan penggunaan QRIS oleh Bank Indonesia.

“Sementara kartu kredit dan ritel outlet sedikit mengalami penurunan di tahun 2021 ini dan dengan adanya berbagai macam channel pembayaran lain yang kelihatannya ke depannya mengalami peningkatan,” pungkas Astri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×