kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perkuat permodalan, perbankan cari pendanaan baru pada tahun depan


Selasa, 14 Desember 2021 / 13:21 WIB
Perkuat permodalan, perbankan cari pendanaan baru pada tahun depan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank of India Indonesia.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan siap mencari pendanaan baru untuk memperkuat permodalan pada tahun depan. Berbagai cara dilakukan perbankan mulai dari menerbitkan obligasi hingga menggelar rights issue. 

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) misalnya, akan menggelar rights issue tahun depan untuk memenuhi ketentuan modal minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maklum, OJK mewajibkan bank harus penuhi ketentuan modal minimum Rp 3 triliun di 2022. 

"Untuk penambahan modal menjadi Rp 3 triliun, kami akan rights issue kembali dengan target dana Rp 1 triliun sehingga modal kami sampai akhir tahun 2022 akan menjadi Rp 3,3 triliun," kata Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahaju, Selasa (14/12). 

Rencananya, aksi korporasi itu dilakukan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Semester II 2022. Penambahan dana tersebut sekaligus memperkuat rasio permodalan (CAR) Bank Ina yang diperkirakan berada di level 30% - 40% pada tahun depan.

Sebelumnya, bank milik Salim Group ini berhasil menggelar rights issue dengan target dana Rp 1,18 triliun. Dengan terserapnya rights issue tersebut, kini total modal inti Bank Ina mencapai Rp 2,33 hingga akhir 2021. 

Baca Juga: Pemerintah, OJK dan BI dukung perkembangan fintech untuk kuatkan ekonomi digital

Tak berbeda, PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) juga akan menggelar rights issue tahun depan dan menargetkan tambahan modal Rp 2 triliun dari pemegang saham pengendali yakni Bank of India. Maklum, hingga September 2021, modal inti bank ini baru mencapai Rp 1,04 triliun.

"Upayanya tentu, kami berharap kepada pemegang saham pengendali untuk memenuhi ketentuan dari regulator," kata Direktur Independen Primasura Pandu Dwipanata.

Untuk memenuhi modal inti, bank milik India terbantu dengan adanya relaksasi dari OJK. Dengan begitu, pemenuhan modal inti bisa dilakukan secara dua tahap yakni Rp 1 triliun di akhir 2021 dan Rp 1 triliun di 2022.

"Sehingga akan terjadi aksi korporasi pada tahun 2022 yaitu rights issue dengan penambahan modal Rp 2 triliun," terangnya.

Melalui suntikan dana tersebut, ia berharap kinerja perusahaan membaik. Maklum, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) bank, masing - masing turun 6,56% yoy dan 15,88% yoy pada September 2021 akibat pandemi Covid-19. 

Nantinya, suntikan modal tersebut akan digunakan untuk memperkuat penyaluran kredit sebesar Rp 100 miliar. Dengan begitu, diproyeksikan penyaluran kredit bisa tumbuh 8% pada 2022 dan 10% pada 2023. 

Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga menggelar rights issue pada tahun depan. Awalnya, rights issue yang akan digelar semester I-2022 ini mengincar dana Rp 11,7 triliun. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×