Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan industri asuransi jiwa sepertinya masih akan berlangsung di tahun kambing kayu. Meski tidak terlalu mengkhawatirkan, namun industri asuransi, baik jiwa dan kerugian masih harus berhadapan dengan pelaksanaan wajib program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk badan usaha mulai tahun depan.
PT Asuransi Allianz Life Indonesia, misalnya. Joachim Wessling, Direktur Utama Allianz Life bilang, pencapaian pendapatan premi brutonya sampai November 2014 ini memang di atas realisasi industri asuransi jiwa, yakni sebanyak 14%. Kemungkinan bahkan terus double digit sampai akhir tahun ini.
Namun, ia tak yakin pertumbuhannya akan sama persis di tahun depan. Pasalnya, perusahaan asuransi jiwa yang berkantor pusat di Jerman tersebut juga menggarap lini usaha asuransi kesehatan. Di sektor korporasi, asuransi kesehatannya berkontribusi 15% dari total perolehan preminya yang mencapai Rp 9,75 triliun sampai akhir November 2014.
“Tahun depan, kami akan membukukan pertumbuhan kembali. Tetapi, mungkin tidak akan double digit seperti tahun ini. Perkiraan kami menjadi single digit. Target kami sendiri, 50% di atas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB),” ujarnya, kemarin.
Memang, sambung Joachim, secara makro ekonomi, banyak hal telah dilewati di tahun ini, seperti perhelatan demokrasi pemilihan legislatif dan presiden. Itu artinya, tahun depan akan lebih baik lagi. Namun, untuk industri asuransi akan berhadapan dengan penerapan program yang dijalankan BPJS Kesehatan.
Sekadar informasi, lini usaha asuransi kesehatan Allianz Life sendiri tercatat tumbuh 12% hingga November 2014 ini menjadi Rp 1,75 triliun. Adapun, nasabah korporasinya mencapai 800.000 orang dari sekitar 3.000 perusahaan. Kewajiban pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional untuk badan usaha sedikit banyak akan mempengaruhi kerja sama asuransi komersial dengan perusahaan-perusahaan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News