kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,37   -3,13   -0.34%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3 bank BUMN berikan kredit ke Krakatau Steel


Selasa, 15 Mei 2012 / 12:21 WIB
3 bank BUMN berikan kredit ke Krakatau Steel


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Tiga bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memberikan kredit pada PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Kredit tersebut merupakan pembiayaan sindikasi dalam dua tranche dengan total ekuivalen US$450 juta.

Porsi kredit yang disalurkan Bank Mandiri adalah US$300 juta, BNI US$100 juta dan sisanya berasal dari BRI.

Pada tranche pertama (A), kredit yang digelontorkan ke KRAS sebesar US$250 juta. Rinciannya adalah Mandiri US$100 juta, BNI US$100 juta dan sisanya BRI sebesar US$ 50 juta.

Pinjaman siaga (standby loan) tranche B berjangka waktu delapan tahun senilai ekuivalen US$200 juta. Dana ini baru akan diambil jika perusahaan tidak mendapatkan pinjaman dari perbankan asal China.

Krakatau yang memiliki kode saham KRAS membutuhkan likuiditas untuk mendanai proyek pembangunan pabrik blast furnace yang akan mulai dilakukan di tahun ini.

Direktur Corporate Banking Bank mandiri Fransisca Nelwan Mok menyatakan, kredit ini diharapkan dapat meningkatkan produksi besi baja Krakatau Steel dalam memenuhi kebutuhan pasar, terutama kebutuhan domestik untuk percepatan penyediaan infrastruktur di Indonesia.

"Kami percaya, penguatan sektor manufaktur dalam mendukung penyediaan infrastruktur menjadi prasyarat utama bagi Indonesia untuk mendorong peningkatan investasi terutama sektor riil," jelas Fransisca, Selasa (15/5).

Hingga Maret 2012 pembiayaan Bank Mandiri di sektor manufaktur bahan logam mencapai Rp6,57 triliun. Angka ini meningkat 23% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp5,34 triliun. Secara keseluruhan kredit Mandiri ke sektor manufaktur di kuartal pertama mencapai Rp64,6 triliun atau tumbuh 18,1% dari periode tahun sebelumnya yang Rp 54,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×