Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah lesunya kredit UMKM, muncul dorongan agar pertumbuhan penyaluran kredit ke usaha wong cilik ini bisa melesat. Tak tanggung-tanggung, kredit ke UMKM ini diharapkan bisa tumbuh hingga dobel digit.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di akhir pekan lalu. Di mana, ia mendorong kerjasama bank pemerintah, bank swasta maupun Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk melakukan ekspansi kredit UMKM.
“Perbankan diharapkan juga bisa menggelontorkan kreditnya, harapannya tentu dobel digit untuk UMKM. Jadi ini waktunya agar UMKM kita dorong,” ujar Airlangga, Jumat (10/10/2025).
Nah, pertumbuhan kredit untuk sektor UMKM bisa mencapai dua digit tentu bukanlah hal yang mudah. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit UMKM yang mampu mencapai dobel digit terjadi pada tahun 2022, yaitu 10,45% secara tahunan (YoY).
Jika melihat sepanjang tahun 2025 saja, pertumbuhan kredit UMKM masih bertahan di bawah 5%. Terbaru, data BI mencatat per Agustus 2025, kredit untuk usaha wong cilik ini hanya tumbuh 1,3% YoY.
Baca Juga: Laju Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat Dekati 1% pada Agustus 2025
Secara rinci, kredit ke usaha mikro menjadi yang paling tertekan di periode Agustus 2025. Pasalnya, kredit ke segmen tersebut justru turun hingga 3,4% YoY. Pada bulan sebelumnya, penurunannya baru sekitar 2,7% YoY.
Hanya saja, kredit usaha mikro tetap menjadi kontributor utama dibandingkan kredit UMKM di segmen lainnya. Dengan nilai sekitar Rp 644,7 triliun, kontribusinya mencapai 43,15%.
Moch Amin Nurdin, Advisor Banking & Finance Development Center (BFDC) mengungkapkan bahwa jika untuk tahun ini, akan mustahil bahwa pertumbuhan kredit UMKM bisa tumbuh dobel digit. Jika benar-benar dipaksa, ia bilang paling mentok kredit UMKM tahun ini hanya bisa tumbuh hingga 7%.
“Itu udah ngegas banget tapi gak tahu nanti kualitasnya seperti apa. Karena sektor UMKM itu satu-satunya sektor yang belum benar-benar pulih dari Covid-19,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).
Memang, jika menilik data BI, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) dari UMKM terbilang tinggi. Pada 2025, trennya pun terus meningkat hingga posisi Juli 2025 ada di level 4,52% dan tertinggi selama 12 bulan terakhir.
Meski demikian, Amin melihat potensi tersebut bisa saja terjadi di tahun depan. Mengingat, ia melihat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong hal tersebut lewat aturan terbarunya terkait UMKM dan kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang digenjot mencapai 6%.
Baca Juga: OJK Rilis POJK Pembiayaan UMKM, Bakal Percepat Laju Kredit Sektor Ini?
“Rasanya akan ada gebrakan khusus untuk UMKM dan ini akan memacu pertumbuhan kredit, kemungkinan bisa dobel digit, jika ada komitmen bank-bank untuk menyalurkan kredit ke UMKM,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Hery Gunardi memilih untuk berkomentar singkat terkait potensi pertumbuhan dobel digit untuk kredit UMKM secara industri. Ia hanya bilang kalau dirinya optimistis kredit UMKM pasti tetap bisa tumbuh.
“Harusnya sih bisa tumbuh, tapi aku belum lihat angkanya seperti apa,” ujar Hery kala ditemui, Senin (13/10/2025).
Sebagai gambaran, penyaluran kredit UMKM BRI tercatat senilai Rp 1.137,84 triliun atau setara 80,32% dari total portofolio pembiayaan BRI per Juni 2025. Di mana, capaian tersebut hanya naik sekitar 3,92% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Anggoro Eko Cahyo bilang pihaknya juga terus mengupayakan agar pertumbuhan pembiayaan ke usaha wong cilik ini mencapai dobel digit. Ia bilang khusus untuk segmen ini, pertumbuhan pembiayaan BSI positif di sekitar 8% dengan total outstanding sekitar Rp 50 triliun per Agustus 2025.
Baca Juga: Kredit UMKM Bermasalah di Bank Swasta Mencapai Rp 18,8 Triliun
Meski demikian, Anggoro menyebutkan saat ini strategi BSI lebih menumbuhkan bisnis berbasis konsumer dan ritel. Hingga Agustus 2025, pembiayaan BSI secara keseluruhan tumbuh solid dobel digit ke level Rp 296 triliun.
“Kami akan fokus menyalurkan pembiayaan ke targeted segmen dengan tetap menjaga kualitas yang hingga saat ini termitigasi dengan baik,” ujarnya.
Dari kalangan bank swasta, Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengungkapkan bahwa dirinya berharap memang kredit UMKM ini bisa tumbuh dobel digit untuk secara industri. Mengingat, ada beberapa hal yang mendorongnya.
Dalam hal ini, ia menyoroti penurunan suku bunga acuan yang terus turun sehingga mendorong cost of fund dari Maybank semakin turun. Alhasil, bunga kredit yang ditawarkan juga bisa menyesuaikan lebih terjangkau.
“Kami juga sudah melihat di semester 2 ini kinerja semakin ada perbaikan,” ujarnya singkat.
Baca Juga: Bebaskan UMKM dari Rentenir, Pemerintah Siapkan Kredit Rp 46 Triliun
Selanjutnya: Belanja Lambat, Pemerintah Perlu Serap Rp 1.292,7 Triliu untuk Capai Target APBN 2025
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Snack Fair Periode 1-15 Oktober 2025, Beli 1 Gratis 1 Lay’s-Cheetos
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













