Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Hal tersebut dilakukan lantaran kondisi keuangan Bank Banten memang terus menerus merosot. Bank Banten merupakan bank paling kecil di tanah air, modal intinya pada Juni 2020 cuma Rp 63,09 miliar.
Pun sebelumnya, Presiden sempat meminta PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) buat membantu likuiditas perseroan, sekaligus ada wacana untuk menggabungkan kedua bank tersebut. Namun rencana kanda, Prmprov Banten memilih untuk melakukan penambahan modal Rp 1,55 triliun. Kini Bank Banten sedang dalam proses mengeksekusi rencana tambah modal tersebut.
Tak cuma di kelas bank mini, bank menengah besar pun ikut tren konsolidasi yang telah dimulai sejak tahun lalu. Ada PT Bank BTPN yang yang menggabungkan diri dengan PT Bank Sumitomo setelah proses akuisisi oleh Sumitomo Bank Mitsuin Corporation (SMBC).
Baca Juga: Neraca dagang surplus, neraca transaksi berjalan diproyeksi surplus tipis
Kemudian ada PT Bank Danamon yang juga menggabungkan usahanya dengan PT Bank Nusantara Parahyangan setelah diakuisisi MUFG Bank. Berkat akuisisi tersebut, Bank Danamon bahkan naik kelas ke BUKU 4 setelah akuisisi dan penjualan 70% PT Asuransi Adira Dinamika.
Selain Bank Danamon ada PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang juga baru menyandang status BUKU 4. Ini pun berkat aksi akuisisi oleh Bangkok Bank dan diteruskan oleh penggabungan aset Bangkok Bank di Indonesia. Adapun tahun lalu ada PT Bank Panin Tbk (PNBN) yang jadi BUKU 4 secara organik.
Tambahan 3 bank membuat kelompok BUKU 4 kini beranggotakan 8 bank tak sampai bertahun-tahun. Sebelumnya hanya da 5 BUKU 4 yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMAR), BCA, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Direktur Keuangan BR Haru Koesmahargyo bilang munculnya bank jumbo anyar ini saat ini memang belum berpengaruh banyak akibat pandemi. Meski demikian hal tersebut memang akan jadi tantangan ke depannya.
Baca Juga: Setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, begini prospek industri keuangan
Haru masih optimistis BRI yang kini merupakan bank terbesar di tanah air dapat menjaga pangsa pasarnya dengan tetap berfokus ke segmen utama perseroan kepada UMKM, terutama segmen mikro dan didorong oleh kemamapuan digital perseroan. “Kami akan tetap fokus ke segmen UMKM, sekaligus meningkatkan transaction banking dan akselerasi digital untuk meningkatkan kinerja kami,” ungkapnya kepada KONTAN.
Sedangkan paling anyar ada rencana lama Kementerian BUMN untuk menggabungkan tiga bank syariah entitas anak bank pelat merah: PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Mandri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah yang akhirnya mulai diwujudkan. Pekan lalu, Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) telah mengumumkan rencana ini.
Dari segmen perbankan syariah, tanpa melakukan penggabungan usaha, tiga bank syariah tersebut sejatinya telah menguasai pangsa pasar. Adapun rencana penggabungan ini disebut Wakil Direktur Utama Bank Mandiri sekaligus Ketua Tim Project Management Office Hery Gunardi guna menciptakan bank syariah terbesar di tanah air sekaligus dapat masuk jajaran sepuluh besar bank syariah berkapitalisasi teratas di dunia.
Selanjutnya: Bankir meramal tren biaya dana bakal terus melandai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News