Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suara ketidakpuasan terhadap proses restrukturisasi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera masih bermunculan. Namun pengelola statuter AJB Bumiputera mengaku tak ingin terlalu memusingkan hal tersebut.
Menurut Adhie Massardi, Pengelola Statuter AJB Bumiputera Bidang SDM, Umum dan Komunikasi, pihaknya masih punya segudang pekerjaan rumah. Salah satunya adalah memenuhi klaim kepada pemegang polis.
Makanya, dia bilang pihaknya memilih lebih fokus untuk menyelesaikan hal tersebut. "Setelah masalah klaim ini selesai baru bicaranya lebih enak," kata dia, Selasa (13/2).
AJB Bumiputera diakuinya memiliki kendala dalam memenuhi klaim kepada nasabah. Di mana untuk memenuhi klaim kepada pemegang polis, maka AJB Bumiputera perlu mencairkan aset-aset finansial yang dimiliki salah satu perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia tersebut. Nah menurut dia, AJB Bumiputera kesulitan untuk menjual aset-aset tersebut dalam jumlah besar secara sekaligus.
Sebagai gambaran, dia bilang rata-rata pembayaran klaim yang harus dilakukan mencapai Rp 300 miliar saban bulan. Bila melepas aset finansial seperti reksadana dalam jumlah besar secara sekaligus, ia menyebut bisa mengguncang pasar.
Di sisi lain, sorotan kepada pengelola statuter maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) makin santer. Setelah proses restrukturisasi jilid I malah berhenti di tengah jalan sejak awal Januari kemarin. Kini pemerintah pun ikut disalahkan karena turut punya andil dengan kondisi AJB Bumiputera saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News