Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) melaporkan total investasi dana pensiun, baik Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) maupun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), mencapai Rp 20,18 triliun per September 2024.
“Nilai tersebut naik 5,60% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu,” kata Staf Ahli ADPI, Bambang Sri Mulyadi, kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Secara rinci, Bambang menjelaskan bahwa aset Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK PPMP) tercatat sebesar Rp 4,73 triliun, tumbuh 2,55% secara year on year (YoY).
Baca Juga: Sejumlah Dana Pensiun Catat Pertumbuhan Aset pada November 2024
Portofolio investasinya mayoritas ditempatkan pada instrumen fixed income, seperti SBN, obligasi, dan sukuk, dengan porsi mencapai 63,7%.
Selain itu, investasi lainnya mencakup saham sebesar 9,61%, deposito sebesar 9,15%, serta properti, penempatan langsung, dan reksadana.
Untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK PPIP), asetnya tumbuh 6,61% menjadi Rp 3,03 triliun secara YoY.
“Investasi DPPK PPIP juga mayoritas berada di instrumen fixed income dengan porsi 63,37%, lalu diikuti saham 14,07%, deposito 9,93%, serta penempatan langsung dan reksadana,” ungkap Bambang.
Sementara itu, aset Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) tumbuh sebesar 9,61% menjadi Rp 12,23 triliun.
Baca Juga: Ini Nilai Kekayaan Bersih Pensiunan Miskin, Menengah, Menengah Atas, dan Kaya
Bambang mencatat, “Instrumen investasi DPLK masih didominasi oleh fixed income sebesar 40,66%, diikuti deposito sebesar 48,37%, saham sebesar 1,65%, dan SBI sebesar 5,65%.”
Ia juga menilai pertumbuhan aset ini didorong oleh iuran pendiri dan pengembangan investasi.
“Saya memprediksi bahwa investasi dana pensiun hingga akhir tahun akan stabil dan tidak fluktuatif,” tambahnya.
Untuk tahun depan, Bambang memprediksi tidak akan banyak perubahan dalam portofolio investasi. “Hanya akan menambah pada instrumen SRBI, switching dari deposito atau obligasi,” katanya.
Baca Juga: Dana Pensiun Masih Berharap Berkah SRBI
Sebagai strategi peningkatan kinerja investasi, Bambang menekankan pentingnya memilih instrumen dengan risiko rendah namun imbal hasil optimal.
“Strategi ini penting untuk menjaga stabilitas di tengah tantangan ekonomi global,” tandasnya.
Selanjutnya: PGN Gandeng BGN Kerjasama Penyediaan Pasokan Gas Bumi
Menarik Dibaca: Hadirkan Ekosistem Hunian Sewa Komprehensif, Ini Deretan Produk Hunian dari Rukita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News