Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dipaparkan bahwa kredit industri perbankan melesu, hanya tumbuh sebesar 7,77% year-on-year (yoy). Di sisi lain, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 8,37% yoy.
Segenap bank syariah pun turut memandang positif kondisi ini. PT Bank BJB Syariah salah satunya. BJB Syariah menganggap bahwa pertumbuhan pembiayaan syariah yang melampaui kredit perbankan industri ini menunjukkan bahwa preferensi masyarakat terhadap keuangan berbasis prinsip syariah makin melonjak.
Direktur Utama Bank BJB Syariah Arief Setyahadi memaparkan bahwa Bank BJB Syariah mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang positif. Hingga akhir semester I-2025, pembiayaan Bank BJB Syariah tumbuh sebesar 9,5% yoy.
Menurutnya hal ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan literasi keuangan syariah, pertumbuhan sektor halal dan UMKM, serta kepercayaan publik terhadap sistem syariah yang dinilai lebih adil dan transparan.
Baca Juga: Inovasi Remitansi dan Solusi Digital DBS Indonesia Dukung Ekspansi Bisnis Skala Asia
“Selain itu, dukungan regulator serta digitalisasi layanan perbankan syariah juga turut mempercepat akses masyarakat terhadap produk-produk pembiayaan syariah," kata Arief kepada Kontan, Jumat (18/7).
Bank BJB Syariah mencatat, sektor pembiayaan yang mengalami peningkatan paling besar adalah sektor Konsumsi. Hingga akhir kuartal-II 2025, total penyaluran pembiayaan di sektor ini mencapai 64% dari total portofolio pembiayaan.
Kuatnya permintaan masyarakat terhadap pembiayaan rumah, kendaraan, dan pembiayaan multiguna terutama pegawai mitra menjadi pendorong utama pertumbuhan ini.
"Sentimen positif juga datang dari stabilnya daya beli masyarakat, kemudahan akses layanan, serta kepercayaan yang semakin tinggi terhadap sistem keuangan syariah yang dinilai lebih aman dan transparan," tambahnya.
Ke depan, Arief turut memproyeksikan dan optimistis soal tren pertumbuhan pembiayaan syariah bakal tetap terjaga sampai sepanjang tahun. Ada pun, Bank BJB Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan hingga 10% pada tahun ini.
"Kami optimis tren pertumbuhan akan tetap terjaga di semester II-2025. Bank BJB Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan berada di kisaran 9-10% hingga akhir tahun," pungkas Arief.
Hal yang sama juga dipaparkan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). BSI memandang bahwa yang memengaruhi pertumbuhan pembiayaan syariah bisa lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan kredit industri perbankan oleh sebab beberapa faktor.
Misalnya seperti ekspansi produk dan inklusi digital perbankan syariah, di mana bank syariah memperbanyak produk, promo, dan digitalisasi layanan. Ditambah pula makin didorong dengan perluasan akses masyarakat terhadap produk bank syariah, termasuk produk pembiayaannya.
"Kemudian kebijakan moneter dovish BI, yang mendorong suku bunga kredit turun, juga turut memacu permintaan terhadap pembiayaan syariah," kata Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta.
Baca Juga: DPK Amar Bank Tumbuh Dua Digit di Pertengahan 2025
BSI juga memproyeksikan pembiayaan syariah akan tetap melanjutkan tren pertumbuhan yang solid. Hal ini ditopang oleh kombinasi berbagai kondisi seperti kebijakan moneter, ekpansi produk perbankan syariah yang inovatif dan inklusif, juga permintaan dari nasabah ataupun sektor bisnis.
Tak tanggung-tanggung PT Bank BCA Syariah juga mengamini tren yang sama. BCA Syariah membukukan pertumbuhan positif pada semua segmentasi pembiayaan baik komersial, konsumer, maupun UMKM.
BCA Syariah mencatat penyaluran pembiayaan meningkat 18.2% yoy mencapai Rp 11,2 triliun hingga Juni 2025. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pembiayaan konsumer mencapai 56,1% sebesar Rp 1,7 triliun, yang mana berasal dari produk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) iB dan Emas iB.
"Tren ini menunjukkan masih tumbuhnya minat dan daya beli masyarakat di tengah volatilitas ekonomi dengan mencari produk pembiayaan dan skema angsuran yang stabil di BCA Syariah," kata Direktur BCA Syariah Pranata.
Proyeksi Pengamat Perbankan
Merespons kondisi ini, Pengamat Ekonomi Syariah sekaligus Direktur Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat bilang bahwa kondisi melajunya pembiayaan syariah ini dikarenakan pembiayaan syariah banyak dimanfaatkan di segmen konsumsi dan sosial seperti Rumah Sakit Islam dan pondok pesantren.
Kebalikannya, bank konvensional justru terdampak banyak pengurangan pertumbuhan di segmen korporasi karena isu harga komoditas dan memburuknya indikator-indikator makroekonomi.
Senada dengan yang diungkapkan pemain bank syariah di atas, Sutan menyampaikan bahwa segmen yang paling mendominasi pembiayaan syariah tahun ini ialah segmen Konsumsi. Meskipun begitu, dia mencermati bahwa pertumbuhan pembiayaan untuk segmen UMKM masih rendah, bahkan hanya 2,18% dicatatnya.
"Ini mengindikasikan tantangan struktural yang belum terselesaikan, baik dari sisi permintaan seperti kesiapan UMKM maupun sisi penawaran seperti standar risiko dan kehati-hatian bank," kata Sutan.
Ke depannya, dia memproyeksi pembiayaan syariah bakal terus tumbuh stabil pada semester-II 2025, dengan perkiraan pertumbuhan mencapai dua digit, di angka 10–11%.
"Dengan realisasi semester-I sekitar 8–9% yoy, semester-II diharapkan bisa mempertahankan atau sedikit meningkatkan laju pertumbuhan, mendekati dua digit," terangnya.
Namun demikian, dia was-was terhadap beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan yaitu ancaman perlambatan ekonomi global, volatilitas pasar, kebijakan tarif AS (Trump Effect), dan ketegangan geopolitik bisa menurunkan permintaan pembiayaan.
Terakhir, dia menjelaskan beberapa langkah yang dapat dilakukan guna mendorong pertumbuhan pembiayaan syariah lebih tinggi, yakni perlu dilakukan secara sistematis dan komprehensif. Misalnya pertama, perlu semakin banyak event besar untuk mempromosikan produk perbankan syariah.
Kedua, perlu dikembangkan lebih luas lagi ekosistem keuangan syariah yang terintegrasi. Dan ketiga, diagendakan program literasi keuangan syariah yang lebih masif.
Baca Juga: Hasil Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Melambat Secara Tahunan Pada Kuartal II 2025
Selanjutnya: Cadbury Dairy Milk Gandeng Enhypen Rilis Cokelat Susu Klasik dengan Resep Baru
Menarik Dibaca: Cadbury Dairy Milk Gandeng Enhypen Rilis Cokelat Susu Klasik dengan Resep Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News