Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) terus menggencarkan upaya edukasi kepada lender (pemberi pinjaman) dan borrower (peminjam) demi menjaga kualitas kredit di sektor fintech.
Ketua Bidang Edukasi, Literasi, dan Riset AFPI Marcella Wijayanti menekankan bahwa edukasi sangat penting untuk mengantisipasi peningkatan risiko kredit macet atau Tingkat Wanprestasi 90 hari (TWP90) di industri.
Baca Juga: Pengamat: Pendanaan Fintech Lending dari Lender Institusi Masih Berpotensi Meningkat
Dari sisi borrower, AFPI selalu mengingatkan pentingnya menjadi peminjam yang bertanggung jawab.
"Jika ingin meminjam, harus siap mengembalikan pinjaman tepat waktu," ungkap Marcella saat ditemui di Jakarta Pusat, Sabtu (9/11).
Sementara itu, untuk lender, baik institusi maupun individu, AFPI terus memberikan edukasi mengenai mitigasi risiko dalam penyaluran pendanaan.
Marcella juga menyampaikan bahwa platform diharapkan dapat memastikan lender memahami potensi risiko.
"Kebijakan investasi kami serahkan kepada masing-masing lender, namun kami tetap memberikan panduan tentang kesadaran risiko," jelasnya.
Baca Juga: 97 Pinjol Berizin OJK Per November 2024 Pasca Izin Usaha Investree Dicabut
Sebagai informasi, TWP90 industri fintech P2P lending per September 2024 tercatat sebesar 2,38%, tetap stabil dibandingkan dengan bulan Agustus 2024.
Angka ini menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan September 2023 yang berada di level 2,82%.
Di sisi lain, outstanding pembiayaan fintech P2P lending pada September 2024 mencapai Rp 74,48 triliun, mengalami pertumbuhan 33,73% secara Year on Year (YoY).
Selanjutnya: Trump Memang Pilpres, Mayoritas Harga Komoditas Merah
Menarik Dibaca: Jadwal KA Prameks Kutoarjo-Jogja, Senin-Minggu, 11-17 November 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News