Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Makin banyak perusahaan pembiayaan yang masuk ke sektor properti. Setelah mendiversifikasi lini usaha ke pembiayaan kendaraan roda empat, komersial, elektronik, hingga multiguna, PT Al Ijarah Indonesia Finance (ALIF) juga tengah melirik pembiayaan properti dan produk ramah lingkungan.
Jika tak ada aral melintang, perusahaan berharap dapat mulai menggarap kedua lini tersebut di kuartal ketiga tahun ini. Presiden Direktur ALIF, Iman Pribadi mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan diri untuk memasuki lini baru tersebut. Mulai dari persiapan infrastruktur, sistem, hingga sumber daya manusia (SDM).
Al Ijarah Finance juga sedang mendalami lini pembiayaan rumah dengan pihak PT Sarana Multigriya Finansial. "Kami masih proses ganti standard operating procedure (SOP). Ganti orang. Bangun infrastruktur," kata Iman.
Anak usaha Bank Muamalat ini enggan bersaing dengan perbankan dalam menyalurkan kredit untuk pembiayaan properti. ALIF sudah menyiapkan strategi tersendiri.
Jika pihak bank enggan repot dengan membidik pengembang-pengembang properti besar, maka ALIF akan menyasar komunitas atau pemukiman muslim kecil yang ada di Indonesia. Misalnya dengan mendekati kelompok mini yang ingin membangun 10 rumah-12 rumah.
Untuk tahap awal, ALIF akan mulai menyalurkan kredit bagi pemukiman muslim yang ada di kawasan Jabodetabek. "Kami sasar ke community based baru bisa bersaing," tuturnya.
Saat ini, Iman masih enggan mematok target pembiayaan properti tersebut. Sebab, mereka masih dalam tahap persiapan. Nantinya, setelah resmi berjalan, mereka juga tidak akan langsung jor-joran.
Tak hanya itu, ALIF juga akan melengkapi penyaluran kredit perumahan tersebut dengan pembiayaan produk ramah lingkungan, misalnya sistem pengolahan air, pendingin ruangan (air conditioner), dan sebagainya.
Dengan strategi ini dan ekspansi lainnya, ALIF membidik pertumbuhan lebih dari tiga kali lipat. ALIF menyalurkan pembiayaan syariah sekitar Rp 400 miliar di tahun lalu. ALIF menargetkan pembiayaan Rp 1,28 triliun di tahun ini.
Dari pembiayaan Rp 400 miliar tahun lalu, sekitar 85% berasal dari pembiayaan motor bekas. Sedangkan, sisanya bersumber dari pembiayaan motor baru. "Tahun ini target pembiayaan motor Rp 400 miliar, mobil Rp 605 miliar, komersial dan elektronik Rp 275 miliar. Total Rp 1,28 triliun," kata Iman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News