CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Antisipasi Risiko, Perbankan Jaga Rasio NPL Coverage Tetap Memadai


Senin, 29 Januari 2024 / 15:12 WIB
Antisipasi Risiko, Perbankan Jaga Rasio NPL Coverage Tetap Memadai
ILUSTRASI. DPK Perbankan: Pelayanan Nasabah di sebuah bank milik pemerintah di Jakarta, Selasa (27/12/2022). KONTAN/Baihaki/27/12/2022


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan dalam beberapa bulan terakhir memang tercatat telah merangkak naik. Oleh karenanya, risiko kredit tetap diantisipasi oleh perbankan agar menjaga rasio NPL coverage yang dimiliki.

Memang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada penurunan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) bank umum sekitar 3,93% secara tahunan menjadi Rp 353,47 triliun per November 2023. 

Tapi, itu sejalan dengan penurunan NPL gross perbankan menjadi 2,36% per November 2023. Di mana, periode sama tahun sebelumnya, NPL gross perbankan tercatat di level 2,65%.

Dengan kondisi tersebut, Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk David Pirzada mengungkapkan bahwa pihaknya belum akan menurunkan NPL coverage di tahun ini. Meskipun, kualitas kredit menunjukkan perbaikan.

Baca Juga: Bankir Optimistis Penyaluran Kredit ke Fintech P2P Lending Bisa Lebih Deras

Sepanjang 2023, BNI mencatat NPL coverage ada di level 319%, lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya di level 278,3%. Sementara, NPL gross BNI tercatat turun dari 2,8% menjadi 2,1% di periode yang sama.

David bilang selama tiga tahun terakhir, BNI sudah melakukan transformasi dan beberapa perbaikan. Hanya saja, ia berpendapat itu belum cukup dan akan melanjutkan perbaikan di beberapa tahun ke depan.

“kami masih mau memperpanjang observation period kami sampai dua tahun mendatang sehingga tetap menjaga level NPL coverage yang cukup besar,” ujar David kepada KONTAN (28/1)

Adapun, ia menyebutkan akan mulai meninjau kembali level NPL coverage sewaktu LAR rasio BNI sudah turun di level 10% ke bawah. Per 2023, LAR BNI termasuk restrukturisasi Covid-19 tercatat turun ke level 12,9%.

“Target kami di tahun 2024 juga akan terus memperbaiki kualitas aset dengan rasio NPL  di bawah 1,8% dan LAR rasio di level sekitar 10%,” ujarnya.

Hampir serupa, Direktur Manajemen Risiko PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Setiyo Wibowo bilang tren NPL coverage akan tetap dipertahankan naik terus secara bertahap. 

Baca Juga: Begini Kata Bankir Soal Penyusutan Kantor Cabang Sepanjang 2023

Bukan tanpa alasan, Setiyo melihat tahun ini ada beberapa kondisi yang perlu diantisipasi. Misalnya, kebijakan restrukturisasi Covid-19 yang akan selesai untuk seluruh segmen di akhir Maret 2024.

Setiyo bilang BTN saat ini mencatat rasio NPL coverage yang dimiliki berada di level 154% pada 2023. Rasio tersebut naik dari posisi sama di tahun sebelumnya yang ada di level 152%.

“Jadi kami akan menjaga coverage di atas 150% - 160%,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mendongkrak laba dari penurunan coverage NPL. Setiyo bilang laba didorong dari pertumbuhan kredit, bisnis transaksional banking maupun efisiensi biaya.

Sedikit berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru tercatat menurunkan rasio NPL coverage di 2023. Tak main-main, perubahannya mencapai 528 basis poin menjadi berada di level 234,1%.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang pihaknya selalu menjaga pencadangan kredit secara prudent serta selalu mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam menerapkan manajemen risiko.

Ia berpandangan BCA saat ini masih memiliki pencadangan memadai, dengan salah satu yang paling tinggi di industri. Ini juga sejalan dengan penurunan rasio LAR BCA yang ada di posisi 6,9% per akhir 2023, turun signifikan dibandingkan posisi pada 2022 lalu yaitu 10,4%. 

“Kami senantiasa mengkaji pencadangan yang dimiliki sejalan dengan perkembangan kualitas aset dan kondisi ekonomi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×