kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.403.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.718   7,00   0,04%
  • IDX 8.657   -53,52   -0,61%
  • KOMPAS100 1.182   -11,11   -0,93%
  • LQ45 848   -7,02   -0,82%
  • ISSI 309   -1,55   -0,50%
  • IDX30 438   -4,20   -0,95%
  • IDXHIDIV20 507   -6,34   -1,24%
  • IDX80 132   -1,12   -0,84%
  • IDXV30 139   -1,90   -1,35%
  • IDXQ30 139   -1,98   -1,40%

Asippindo Proyeksi Industri Penjaminan Tumbuh 8% pada 2026


Selasa, 09 Desember 2025 / 19:12 WIB
Asippindo Proyeksi Industri Penjaminan Tumbuh 8% pada 2026
ILUSTRASI. Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) seminar nasional penjaminan kredit pada Jumat (17/11/2023).


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) optimistis kinerja industri penjaminan bisa lebih baik pada tahun depan. Sekretaris Jenderal Asippindo Agus Supriadi mengatakan optimisme itu dipicu peran lembaga penjamin yang makin strategis dalam mendukung pembiayaan sektor produktif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), seiring dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penyaluran kredit ke sektor riil.

"Potensi pertumbuhan industri diperkirakan berada pada kisaran 5%–8% per tahun, terutama dari peningkatan volume penjaminan kredit UMKM, proyek infrastruktur, serta produk-produk penjaminan baru seperti penjaminan pembiayaan produktif dan kredit multiguna," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (9/12/2025).

Agus menerangkan potensi pertumbuhan tersebut dinilai cukup kuat karena masih besarnya gap pembiayaan UMKM dan meningkatnya kebutuhan mitigasi risiko kredit oleh perbankan dan lembaga pembiayaan.

Baca Juga: Asippindo Optimistis Kinerja Industri Penjaminan Tetap Tumbuh Tahun Depan

Untuk mendorong kinerja pada tahun depan, Agus mengatakan perusahaan penjaminan perlu memperkuat manajemen risiko dan kualitas seleksi portofolio agar tingkat klaim tetap terjaga. Selain itu, diversifikasi produk penjaminan perlu ditingkatkan, terutama pada pembiayaan sektor produktif, UMKM, dan proyek strategis.

"Perusahaan penjaminan juga perlu melakukan optimalisasi digitalisasi proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi, mempercepat layanan, dan memperluas jangkauan nasabah," tuturnya.

Asippindo juga mendorong adanya penguatan kerja sama perusahaan penjaminan dengan perbankan dan lembaga pembiayaan, melalui skema co-guarantee dan kemitraan strategis. Dengan demikian, upaya itu diharapkan dapat memperbesar volume bisnis.

Baca Juga: Kredit Macet UMKM Ancam Penjaminan: Ini Respons OJK & Asippindo

Agus menilai peningkatan kapasitas permodalan dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik juga perlu terus dilakukan untuk menjaga kepercayaan mitra dan investor.

Mengenai kinerja industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai aset perusahaan penjaminan mencapai Rp 48,24 triliun per September 2025. Nilai itu tumbuh sebesar 1,37% secara tahunan atau Year on Year (YoY).

OJK juga mencatat nilai imbal jasa penjaminan yang diperoleh industri penjaminan per September 2025 sebesar Rp 5,8 triliun atau terkontraksi 11,4% secara YoY. Adapun nilai klaim industri penjaminan mencapai Rp 5,24 triliun per September 2025 atau terkontraksi sebesar 20,68% secara YoY. 

Baca Juga: Laba Industri Penjaminan Melonjak 14,30% per Juli 2025, Ini Kata Asippindo

Selanjutnya: L'Oreal Gandakan Investasi di Galderma, Kuasai 20% Saham

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (10/12) di Jabodetabek, Daerah Ini Turun Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×