kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,16   -2,35   -0.26%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi Bintang mematok premi syariah naik 20%


Senin, 16 Februari 2015 / 10:11 WIB
Asuransi Bintang mematok premi syariah naik 20%
ILUSTRASI. Suasana gerai penjualan rokok elektrik di Depok, Jawa Barat, Senin (16/1/2023). KONTAN/Baihaki


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Layar bisnis asuransi syariah PT Asuransi Bintang Tbk makin berkembang. Perusahaan yang mejeng di lantai bursa dengan kode emiten ASBI tersebut membidik target pertumbuhan premi yang lebih tinggi tahun ini ketimbang tahun lalu.

Pada tahun lalu, pertumbuhan premi syariah ASBI di level 16,6%. Jenry Manurung, Direktur PT Asuransi Bintang Tbk mengatakan, pihaknya pada tahun ini mengincar target pertumbuhan premi syariah mencapai 20%.

Adapun target premi asuransi syariah di tahun lalu sebesar Rp 100 miliar. Dengan menggunakan asumsi tersebut, di tahun 2015, pendapatan premi syariah ASBI diharapkan tembus Rp 120 miliar.

Ceruk pasar yang masih luas merupakan peluang bagi manajemen menggenjot bisnis asuransi syariah. Meski mematok pertumbuhan premi yang lebih tinggi, ASBI tak banyak melakukan perubahan bisnis di tahun ini.

Strategi yang dipasang oleh ASBI untuk memuluskan rencana tersebut adalah memaksimalkan pasar yang belum tergarap. Ambil contoh, penguatan distribusi employee benefit. "Kami penetrasi segmen yang sudah ada dulu karena potensinya masih besar," ujar Jenry.

Dari sisi kontribusi produk terhadap total premi, asuransi kendaraan masih menjadi penyumbang terbesar dengan porsi sekitar 60%. Lalu, produk asuransi aneka akan menyumbang premi 38%. Sisanya, premi asuransi berasal dari kebakaran dan marine cargo.

Kendati lini usaha asuransi syariah ASBI bertumbuh dari tahun ke tahun dan memenuhi syarat kecukupan modal, manajemen masih belum ada rencana untuk melakukan spin off (pemisahan unit). Alasannya, ASBI masih mengejar pertumbuhan volume bisnis supaya nilainya semakin besar. Setidaknya butuh dua tahun hingga tiga tahun ke depan, sebelum unit usaha syariah berdiri menjadi perusahaan baru.

Adapun upaya untuk mengerek volume bisnisnya, ASBI terus menambah jumlah kantor cabang yang menawarkan produk syariah. Pasalnya, hingga akhir tahun lalu, belum semua cabang ASBI melayani asuransi syariah.

Selain itu juga, pengembangan cabang juga difokuskan kepada unit kantor yang khusus melayani produk asuransi syariah. Setidaknya, paling sedikit dua hingga tiga kantor cabang khusus akan melayani syariah. "Kalau sudah siap baru bisa kami lepas," ungkap Jenry.

Secara keseluruhan total premi kotor ASBI pada tahun lalu mencapai Rp 272,3 miliar. Nah, pada tahun ini, ASBI mengincar kenaikan pendapatan premi 25%. Artinya, sampai tutup tahun ini, ASBI harus mengejar premi sebanyak Rp 340,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×