kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Asuransi Sinar Mas kembangkan layar bisnis syariah


Kamis, 17 Juli 2014 / 12:22 WIB
Asuransi Sinar Mas kembangkan layar bisnis syariah
ILUSTRASI. Rupiah diprediksi masih tertekan di tengah penantian data inflasi Amerika Serikat (AS). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Asuransi Sinar Mas (ASM) berkomitmen akan mengembangkan aktivitas usaha asuransi berprinsip syariah. Buktinya, setelah hampir 10 tahun mengantongi izin operasional memiliki unit usaha syariah, perseroan baru kali ini menunjuk satu orang khusus untuk mengepalai divisi ini.

Dumasi MM Samosir, Direktur ASM mengungkapkan, unit usaha syariahnya mulai berkembang sejak kemitraannya dengan perusahaan pembiayaan (multifinance) terjalin cukup dalam ketika lahir aturan uang muka minimal pembiayaan kendaraan bermotor. Ketika itu, banyak multifinance mengalihkan bisnis pembiayaan konvensional ke syariah.

Buktinya saja, pendapatan premi dari unit usaha syariah ASM tembus Rp 130 miliar di sepanjang tahun lalu, dengan surplus mencapai Rp 33 miliar. “Makanya, kami ingin lebih fokus dengan menunjuk satu orang sebagai kepala divisi,” ujarnya, kemarin malam (16/7).

Namun demikian, sambung dia, pihaknya belum berani memasang target pertumbuhan premi cukup tinggi. Tahun ini saja, perseroan cuma mematok pertumbuhan premi sebanyak 7,6% atau menjadi Rp 140 miliar dengan pencapaian sepanjang semester pertama ini sebesar Rp 65 miliar dan surplus Rp 13 miliar.

Tetapi, selain menunjuk kepala divisi sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan unit usaha syariah, ASM juga mulai membenahi bisnisnya. Tidak hanya itu, perseroan bahkan membangun marketing point syariah (kantor pemasaran khusus syariah). “Kendala kami saat ini, kami belum memiliki agen khusus syariah, sertifikasi pun belum jalan,” terang Dumasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×