kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank besar asing berencana mengakuisisi Bank Prima Master


Kamis, 06 Mei 2021 / 17:08 WIB
Bank besar asing berencana mengakuisisi Bank Prima Master


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank besar dari luar negeri disebut tengah membidik mengakuisisi Bank Prima Master. Bank yang berbasis di Jawa Timur ini ternyata masih merupakan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I. Per Desember 2020, modal intinya masih Rp 215,4 miliar. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan aturan modal inti minimum bank umum sebesar Rp 3 triliun yang harus dicapai pada akhir 2022. Pada akhir 2020, bank diwajibkan sudah harus punya modal inti minimum Rp 1 triliun dan akhir 2021 wajib Rp 2 triliun. 

Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto mengatakan, Bank Master Prima tinggal satu-satunya yang tersisa sebagai bank BUKU I. Per Februari 2021, total bank umum yang ada di Tanah Air mencapai 107 bank berdasarkan data OJK. 

Baca Juga: OJK: Restrukturisasi pembiayaan multifinance capai Rp 173,04 triliun hingga April

Namun, Bank Prima Master dipastikan akan segera segera naik kelas dengan hadirnya investor baru tersebut. "Bank Prima Master sudah masuk pipeline untuk diakuisisi oleh bank besar dari luar. Nanti, kita tunggu saja,” ungkap Anung saat Media Gathering, Sabtu (1/5).

Ketika dikonfirmasi apakah bank asing dimaksud Sea Group,  Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat tidak bersedia menjawab. "Kalau individu ada di pengawasan perbankan OJK, tetapi biasanya itu tidak keluar dari pengawas," katanya pada KONTAN, Kamis (6/5). 

Saat ini, masih banyak bank yang tercatat memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun. Pada Maret lalu, saham-saham bank kecil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak liar terdorong spekulasi masuknya investor baru. 

Sea Group memang sedang mencari untuk mengakuisisi bank lagi di Indonesia setelah berhasil mencaplok Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) yang kini sudah berganti nama jadi Sea Bank. OJK mengakui hal itu. 

Baca Juga: Dirikan bank baru akan semakin sulit, modalnya harus Rp 10 triliun

Sebelumnya santer kabar bahwa PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) dan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) merupakan bank yang diminati Sea. Alhasil, saham keduanya sempat terbang meski saat ini sudah terjun lagi. Managemen kedua bank telah mengkonfirmasi tidak ada informasi bahwa keduanya didekati Sea Group.

Namun perlu diketahui, bank-bank kecil saat ini juga masih banyak tercatat sebagai perusahaan tertutup. Dari penelusuran Kontan.co.id, masih ada sekitar 11 bank umum konvensional tertutup yang memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun per akhir 2020, termasuk di dalamnya Bank Digital BCA. 

Hanya saja, OJK telah merancang aturan bahwa modal bank digital yang konversi dari bank tradisional cukup Rp 1 triliun jika merupakan bagian dari kelompok usaha bank dan Rp 3 triliun untuk bank yang berdiri sendiri.  Oleh karena itu, Bank Digital BCA yang merupakan anak usaha BCA tidak memiliki kewajiban untuk menambah modal inri. 

Adapun bank tertutup lainnya dengan modal inti di bawah Rp 2 triliun diantaranya Bank Mayora, Bank Prima Master, Bank Fama International, Sea Bank (BKE), Bank Ina Perdana, Bank Index Selindo, Bank Jasa Jakarta, Bank SBI Indonesia, Bank Sahabat Sampoerna, dan Bank Multiartha Sentosa. 

Baca Juga: Bank BTN raih peringkat idAA+

Bank Fama berencana untuk memenuhi aturan permodalan lewat penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) tahun ini. Sekretaris Perusahaan Bank Fama Emil M Ismain baru-baru ini mengatakan, pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan berapa investor strategis untuk proses IPO itu.

Sebetulnya bank ini berencana melakukan IPO akhir tahun lalu. Namun, ditunda lantaran waktu sudah tidak cukup untuk mengejar naik ke BUKU II dengan modal inti Rp 1 triliun. Untuk memenuhi itu, pemegang saham eksisting memilih melakukan suntikan modal.

Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij mengaku belum bisa berkomentar terkait bagaimana persiapan memenuhi modal inti Rp 2 triliun tahun ini. "Saya tidak bisa kasih komentar." ujarnya.

Selanjutnya: Dirikan bank digital baru syarat modalnya Rp 10 triliun, siapa yang tertarik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×