Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Mendapat pertumbuhan laba yang terhitung tinggi, di kelompok BUKU 4 pertumbuhan tertinggi diraih oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Tahun lalu CIMB Niaga meraih laba Rp 3,9 triliun dengan pertumbuhan 12,4%.
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor M. Siahaan bilang laba CIMB Niaga utamanya ditopang pendapatan operasional terutama dari pendapatan non bunga yang tumbuh 11,6%. Maklum penyaluran kredit perseroan sejatinya tak kinclong, cuma tumbuh 3,1% senilai Rp 194,2 triliun.
Baca Juga: Penyaluran kredit minim, laba perbankan tahun 2019 anjlok
“Pendapatan bunga bersih kami tumbuh 4,6%, dengan marjin bunga bersih meningkat 19 bps menjadi 5,31%. Sementara pendapatan operasional tumbuh 6,3%,” kata Tigor, Rabu (19/2).
Adapula bank jumbo pelat merah tercatat meraih laba yang beragam. pertumbuhan tertinggi diraih oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai Rp 27,4 triliun dengan pertumbuhan 9,9%.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) meskipun meraih nilai paling tinggi senilai Rp 34,4 triliun pertumbuhannya sebesar 6,1%. Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat nilai dan pertumbuhan paling rendah, yaitu Rp 15,3 triliun dan pertumbuhan 2,5%.
Pertumbuhan laba BRI tercatat melandai, meskipun mencatat nilai laba paling tinggi. Bengkaknya rasio kredit macet perseroan dari 2,2% menjadi 2,8% jadi penyebab utama seretnya cuan yang diterima bank terbesar di tanah air ini.
“NPL 2,8% masih terkendali. Tahun ini kami juga sudah membuat pencadangan yang cukup, merencanakan restrukturisasi bagi debitur prospektif, atau melakukan penyelesaian. Tahun ini target pertumbuhan kredit dan DPK 10%-12%, sementara laba bisa tumbuh 10%-11%,” kata Direktur Utama BRI Sunarso usai RUPST, Selasa (18/2) di Jakarta.