kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank BUMN berjanji menahan bunga kredit


Jumat, 11 Februari 2011 / 10:52 WIB
Bank BUMN berjanji menahan bunga kredit


Reporter: Roy Franedya |

JAKARTA. Kendati suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate dan suku bunga penjaminan naik sebesar 0,25%, bank-bank BUMN berjanji tidak akan menaikkan suku bunga kredit mereka. Dengan cara ini, margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) bisa semakin kecil, sehingga meningkatkan daya saing bank-bank BUMN.

"Dirut-dirut BUMN mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak akan menaikkan suku bunga. Ini sesuai dengan harapan saya," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Kamis (10/2). Dia bilang, langkah ini bakal berimbas ke bank lain. Maklum, empat bank pelat merah mempunyai pengaruh besar dalam menggerakkan industri.

Mustafa berharap, dengan suku bunga pinjaman yang masih tetap stabil, target pertumbuhan kredit sebesar 20-22% di 2011 bisa tercapai.

Bagaimana kata bank-bank BUMN sendiri? Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengaku tidak akan menaikkan suku bunga kredit apabila BI rate hanya naik 0,5%. BRI memilih opsi ini untuk menghindari kenaikan kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL). Pasalnya, kenaikan NPL membuat biaya dana semakin membengkak karena bank harus menyisihkan biaya pencadangan lebih besar.

Wakil Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah menyampaikan hal senada. "Kami tidak akan menaikkan suku bunga kredit. Kalau Bi rate naik sampai 50 basis poin saja kami masih bisa menahan suku bunga," tuturnya.

Bank Mandiri mengambil sikap sama. Bank berlogo pita emas itu juga belum akan menaikkan suku bunga kreditnya. "Kalau BI rate hanya naik segitu, sih, enggak masalah," kata Direktur Utama Mandiri Zulkifli Zaini.

Ekonom Mirza Adityaswara menilai, komitmen bank BUMN sangat tergantung pada pergerakan BI rate ke depan. “Selama BI rate 6,75%, keputusan bank menahan bunga kredit tidak berdampak ke pendapatan,” katanya. Jadi bank bisa menepati janji. Tapi kalau BI rate naik lagi, bank akan menyesuaikan.

Menurut Mirza, pergerakan BI rate bakal sangat bergantung pada inflasi. Jika inflasi turun ke 6,5%, BI rate tetap di 7%. Namun, jika inflasi stabil tinggi di angka 7%, BI rate bisa naik ke 7,25% atau 7,5%. "Kalau BI rate naik sampai 7,5%, bunga kredit akan sedikit naik, mungkin sekitar 0,5%," katanya. Meski demikian, menurut hitungan Mirza, pertumbuhan kredit dan NPL masih akan bagus walaupun BI rate naik hingga ke 7,5%.

Selama bank bisa menaikkan bunga kredit tanpa membuat volume permintaan kredit turun dan tidak membuat NPL, laba bank tidak terpengaruh. Kalau pun menurun hanya di satu kuartal, kemudian naik di kuartal berikutnya. “Sampai BI rate 7,5% tetap tidak berdampak ke laba bank. Asalkan BBM tidak naik. Karena kalau BBM naik, akan terjadi penurunan kredit dan kenaikan NPL,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×