kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank BUMN berupaya selamatkan Bank Bukopin?


Rabu, 10 Juni 2020 / 19:37 WIB
Bank BUMN berupaya selamatkan Bank Bukopin?
ILUSTRASI. Persiapan lebaran Bank Bukopin: Pelayanan nasabah di Kantor Cabang Utama Bank Bukopin, Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Jumat (3/9). Bank Bukopin menyiapkan uang tunai untuk mengisi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebesar Rp 200 miliar dan Rp 500 miliar untuk


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi permodalan dan likuiditas PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) saat ini sudah bisa dibilang ketat. Apalagi, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini tentunya perbankan harus memiliki permodalan sekaligus pendanaan yang kuat untuk menopang kebutuhan kinerja perusahaan.

Lihat saja, dalam laporan keuangan Bank Bukopin per kuartal I 2020 lalu posisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Bukopin ada di level 12,59% turun dari 13,29% pada tahun sebelumnya. Beberapa indikator likuiditas juga tercatat mengalami kenaikan, seperti Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menyentuh 90,92% naik dari 85,1% dari tahun lalu.

Baca Juga: Begini rencana besar transformasi digital oleh perbankan

Lalu ada juga Net Stable Funding Ratio (NSFR) individu sebesar 100,84% per Maret 2020, nyaris berada di batas bawah ketentuan sebesar 100%. Sekaligus, liquidity coverage ratio (LCR) yang menurun dari 128,43% di Maret 2019 menjadi 115,67% per Maret 2020.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut perseroan sejatinya bakal melangsungkan aksi korporasi berupa penerbitan Penawaran Umum Terbatas (PUT) V atau rights issue. Namun, sebelum hal itu dapat terlaksana Bank Bukopin dijadwalkan lebih dulu untuk melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 18 Juni 2020 mendatang.

Walau belum dirinci, Direktur Operasional dan Teknologi Informasi Bank Bukopin Adhi Brahmantya mengatakan dalam RUPS tersebut tentunya akan dibahas posisi keuangan perusahaan. Termasuk mengenai rencana aksi korporasi tersebut. Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih dalam proses mempersiapkan rencana penambahan modal.

Sayangnya, Adhi tidak dapat membeberkan pembeli siaga dalam aksi korporasi tersebut. "Itu merupakan ranah pemegang saham, yang jelas dana tersebut dibutuhkan untuk memperkuat permodalan Bank Bukopin," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/6).

Baca Juga: BCA: Restrukturisasi tanpa pencadangan adalah kamuflase

Nah, sebelum akan mendapat tambahan modal tersebut, Bank Bukopin kini telah diberikan pendampingan teknis (technical assistance) oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Mengutip artikel yang dimuat Kontan.co.id, Selasa (9/6), fokus utama dalam asistensi ini yakni agar Bank Bukopin bisa lebih optimal dalam mengelola likuiditas, apalagi dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang memang memerlukan perhatian khusus.

Adapun, bila merujuk pada pernyataan resmi perusahaan, Minggu (7/6) Bank Bukopin memang meminta pendampingan teknis ke Bank BNI dari sisi manajemen tresuri.

Namun, Adhi menegaskan dalam hal ini Bank Bukopin tidak meminta pinjaman likuiditas kepada Bank BNI. Melainkan salah satunya untuk mendorong kepercayaan pasar terutama di pasar uang antar bank (PUAB). "Sekaligus Bank BNI juga bisa membantu membuka pasar bagi Bank Bukopin, secara mereka punya network yang lebih luas," terangnya.

Tetapi bukan hanya itu, sejatinya ada tiga pendampingan lain yang akan diberikan Bank BNI ke Bukopin. Antara lain, management relationship, pelatihan sumber daya manusia (SDM) dan juga konsultasi atau advisory dalam hal teknis operasional perbankan. "Diharapkan hal ini menjadi langkah positif dalam mengembangkan bisnis Bank Bukopin," sambungnya.

Baca Juga: Tambah modal, Bank Mayapada akan rights issue dengan terbitkan 2,27 miliar saham

Hal ini pun membawa banyak kabar di pasar, menurut beberapa sumber Kontan.co.id, campur tangan bank plat merah dalam membantu mengelola likuiditas termasuk aset Bank Bukopin memang merupakan mandat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bisa saja, pasalnya dalam struktur kepemilikan saham Bank Bukopin saat ini, sebanyak 8,92% memang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Sumber Kontan.co.id yang lain juga mengatakan bahwa saat ini pihak Kementerian BUMN selaku pemegang sebagian saham di Bank Bukopin juga tengah berupaya untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan di bank bersandi BBKP tersebut. Termasuk di dalamnya, turut serta dalam rencana penambahan modal di Bank Bukopin.

Sejatinya, kabar ini bukan yang pertama kali berhembus. Kontan.co.id mencatat, pada awal hingga pertengahan tahun 2018 Bank BNI memang sempat dikabarkan tertarik untuk mencaplok saham di Bank Bukopin. Kala itu, Bank Bukopin berencana untuk melakukan penerbitan saham baru atau rights issue Bank Bukopin untuk memperkuat modal dengan tanggal perdagangan 13 Juli hingga 25 Juli 2018.

Namun bukan BNI, hasilnya seperti diketahui, KB Kookmin Bank lah yang hadir sebagai pembeli siaga dan mencaplok 2,56 miliar saham Bukopin seharga Rp 570 per lembar saham atau setara 22% kepemilikan saham di Bukopin.

Baca Juga: Inilah kondisi terkini 7 bank yang dalam audit OJK oleh BPK lemah pengawasannya

Kontan.co.id juga telah berusaha menghubungi pihak Bank BNI dan Kementerian BUMN untuk meminta keterangan terkait pendampingan teknis yang diberikan ke Bank Bukopin. Namun hingga berita ini ditayangkan, pihak Bank BNI dan Kementerian BUMN masih belum memberikan komentar. Sementara itu, ketika diminta komentar mengenai perihal tersebut. Manajemen Bank Bukopin hanya menegaskan bahwa seluru kebijakan mengenai permodalan berada di tangan pemegang saham.

Sekadar informasi saja, berdasarkan laporan keuangan per Maret 2020 posisi Pemegang Saham Pengendali Bank Bukopin saat ini dimiliki PT Bosowa Corporindo sebesar 23,4%. Adapun, sebanyak 22% saham dipegang oleh bank asing asal Korea Selatan yakni Kookmin Bank, serta 5,14% dimiliki oleh Kopelindo dan 8,92% milik Negara Republik Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×