Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang masih jadi alternatif jitu bagi perbankan dalam mencari sumber likuiditas. Ini tercermin dari ramainya bank yang telah memberikan mandat pada PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk menerbitkan surat utang.
Berdasarkan data Pefindo per 30 September, setidaknya ada lima bank yang berencana menerbitkan surat utang. Di mana, nilainya mencapai Rp 11,7 triliun dan menjadi yang terbesar bersama sektor multifinance dibandingkan dengan sektor lainnya.
Kepala Divisi Riset Pefindo, Suhindarto mengungkapkan jika melihat dari mandat tersebut, bisa dibilang bahwa minat perbankan cukup tinggi. Mengingat, sepanjang Januari hingga September 2025, perbankan juga telah menerbitkan surat utang senilai Rp 31,9 triliun dari 11 bank.
Baca Juga: Sejumlah Bank Besar Ramai Terbitkan Obligasi, Pertanda Apa?
“Ini masih relatif cukup tinggi minat penerbitan dari sisi perbankan itu sendiri,” ujar Darto, Kamis (16/10/2025).
Darto memproyeksikan di tahun depan, tren ini bakal terus berlanjut. Setidaknya, sektor perbankan bakal tetap menempati lima besar sektor yang menerbitkan surat utang di 2026 ini.
Salah satu pendorongnya adalah utang jatuh tempo yang dimiliki oleh perbankan untuk tahun depan. Berdasarkan data Pefindo per 30 September 2025, total surat utang jatuh tempo milik perbankan mencapai Rp 17,58 triliun.
“Jadi ada peluang untuk nilainya bertambah lagi gitu ya, dari nilai Rp 17,58 triliun itu sendiri, itu share-nya mencapai sekitar 12% dari total utang jatuh tempo tahun depan,” jelasnya.
Baca Juga: Dibayangi Tekanan Likuiditas, Sejumlah Bank Besar Ramai Terbitkan Obligasi
Meski demikian, ia menilai ada beberapa hal yang bisa membuat perbankan mengerem penerbitan surat utang di tahun depan. Salah satunya adalah kondisi likuiditas yang mulai longgar.
Dalam hal ini, ia menyoroti dana saldo anggaran lebih dari APBN yang dipindahkan pemerintah ke perbankan membuat likuiditas lembaga keuangan relatif mengalami pelonggaran. Di mana akhirnya membuat loan to deposit ratio bank kemarin sempat menurun.
“Bisa jadi kebutuhan untuk penggalangan dana di pasar surat utangnya mengalami tekanan dari industri keuangan itu sendiri,” tandasnya.
Selanjutnya: Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis
Menarik Dibaca: Hanya di Hari Kamis, Dapatkan Promo KFC Paket 7 Ayam Goreng Cuma Rp 90.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News