Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Meski likuiditas valuta asing (valas) berlebih, perbankan tetap berupaya memupuk pasokan valas. Maklum, peredaran valas di pasar masih kering. Sementara, kebutuhan valas perbankan untuk membiayai kegiatan ekspor impor cukup besar.
Bank CIMB Niaga, misalnya, membidik likuiditas valas hingga akhir tahun sekitar US$ 1 miliar. Untuk itu, CIMB Niaga akan menggaet pasokan dari dana pihak ketiga (DPK) valas. Selain itu, bank yang mayoritas sahamnya milik CIMB Group ini menjaga pasokan valas dengan mengerem penyaluran kredit valas.
Hingga Agustus 2013, likuiditas valas CIMB Niaga surplus sekitar US$ 800 juta. Wakil Direktur Utama Bank CIMB Niaga James Rompas mengatakan likuiditas valas CIMB Niaga cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun ini. Ekses likuiditas valas itu tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) valas sebesar 70%. "Kami akan menjaga likuiditas valas sesuai rata-rata likuiditas valas perbankan," kata James.
Sebelumnya, CIMB Niaga memperpanjang tenor kewajiban valas untuk menjaga kecukupan valas. Sementara, saat likuiditas berlebih, CIMB Niaga menempatkan ekses likuiditas di instrumen jangka pendek seperti term deposit (TD) valas. "Kami akan berusaha menjaga likuiditas valas dan tetap memperhatikan kondisi ekonomi supaya likuiditas valas cukup untuk menghadapi kebutuhan ke depan," imbuh Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga, Wan Razly Abdullah.
Segendang sepenarian, Bank Mandiri juga berupaya menjaga likuiditas meski likuiditas saat ini berlebih. Director Treasury, Financial Istitution and Special Asset Management Bank Mandiri Royke Tumilaar, Bank Mandiri saat ini banjir likuiditas. Likuiditas valas bank pelat merah ini tercatat US$ 1 miliar. Royke menargetkan, likuiditas valas hingga akhir tahun bisa di atas US$ 1 miliar. Saat ini LDR valas Bank Mandiri sebesar 60%.
Alih-alih gencar mencari valas melalui pinjaman luar negeri, Royke mengatakan, Bank Mandiri lebih memilih memupuk pertumbuhan DPK valas dan mencari pasokan valas di pasar ritel. Strategi lain, Bank Mandiri tidak memberikan kredit valas dalam jumlah besar.
Catatan saja, DPK valas perbankan per Juli 2013 tumbuh 22,27% ketimbang Juli 2012 menjadi RP 549,54 triliun. Simpanan valas terdiri dari giro sebesar Rp 236,63 triliun, tabungan sebesar Rp 76,03 triliun, dan deposito sebesar Rp 236,87 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News