Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Likuiditas valuta asing (valas) perbankan kembali longgar. Salah satu indikasinya adalah penempatan valas pada instrumen valas di Bank Indonesia seperti term deposit (TD) meningkat.
Peningkatan itu terjadi pada instrumen term deposit valas bertenor khusus satu malam (overnight) yang dilelang perdana pada pertengahan Agustus 2013. Tapi, perbankan kurang meminati TD valas bertenor 7 hari, 14 hari dan 30 hari.
Berdasarkan data BI yang diterima KONTAN, hasil lelang term deposit valas overnight secara akumulasi pada Agustus 2013 sebesar US$ 417,50 juta. Sedangkan hasil pada pekan pertama September mencapai US$ 557,50 juta atau naik 33% dibandingkan bulan sebelumnya. Di pekan kedua September, secara akumulasi, hasil lelang mencapai US$ 951,20 juta atau naik 70% dari seminggu sebelumnya.
Filianingsih Hendarta, Direktur Stabilitas Sistem Keuangan Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, melihat hasil lelang TD valas overnight memang terus meningkat. "Banyak bank berminat menempatkan dana di TD valas overnight, dulu sebelum ada tenor overnight, perbankan menempatkan dana valas di luar negeri," kata Filianingsih kepada KONTAN.
Cuma, BI masih harus berupaya lebih keras untuk melelang TD valas bertenor 7 hari. Lelang Juni lalu hanya menjaring valas US$ 621 juta, kemudian di bulan berikutnya US$ 492,50 juta, lalu Agustus US$ 419,17 juta. Pada awal September 2013, minat penempatan di TD valas bertenor panjang ini terus menurun. Di pekan pertama September lalu, valas yang masuk sebesar US$ 375 juta dan di pekan kedua September 2013 sebesar US$ 275 juta.
Senior Vice President and Head of International Bank Negara Indonesia, A. Firman Wibowo menilai, kehadiran instrumen valas di dalam negeri yang menawarkan tenor overnight dan 7 hari ini akan menarik bank untuk menempatkan dana valas di dalam negeri. Meski, sebagian dana valas bank tetap ngendon di luar negeri.
Per Juli 2013, dana pihak ketiga valas perbankan nasional tumbuh 22,26% dibandingakn periode sama 2012 menjadi Rp 549,54 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News