Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk akan tetap menjaga rasio profitabilitas atau return on asset (ROA) di level 2,0% pada tahun ini.
Sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2016, ROA bank pelat merah ini turun menjadi 1,95% dibandingkan akhir tahun sebelumnya yang mencapai 3,15%.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas menyebut, untuk menjaga ROA di level stagnan, salah satunya dengan menjaga tingkat margin bunga bersih alias net interest margin (NIM). "Kita jaga di 1,9%. Kuncinya itu di NIM. Jadi, NIM juga akan kita jaga di level yang sama," kata, Rabu (15/3).
Rohan menyebut, penurunan ROA Bank Mandiri pada tahun lalu akibat pencadangan yang tinggi guna menekan laju kredit bermasalah alias non performing loan (NPL).
Asal tahu saja, rasio NPL gross Bank Mandiri pada tahun lalu tercatat sebesar 4%. Angka ini naik tinggi dibandingkan posisi tahun sebelumnya di level 2,6%. Kenaikan tersebut menyebabkan Bank Mandiri harus mengalokasikan pencadangan yang cukup tinggi mencapai Rp 24,6 triliun pada tahun lalu. Padahal, pada 2015 lalu, pencadangannya hanya Rp 12 triliun.
Di sisi lain, hingga akhir 2016, bank berkode emiten BMRI ini berhasil meningkatkan NIM menjadi 6,29% setelah pada 2015 berada di level 5,9%. Rohan juga menyebut selain menjaga NIM, pihaknya juga akan menjaga biaya dana (cost of fund) perseroan.
Sebagai informasi, tercatat rata-rata ROA industri akhir tahun 2016 naik tipis menjadi 0,68% dibandingkan tahun 2015 sebesar 0,61%. Meski begitu, angka tersebut masih jauh dibandingkan lima tahun terakhir. Tercatat per 2014, rata-rata ROA perbankan mencapai 0,88%, lalu pada 2013 sebesar 1,3% dan 2012 berada di level 1,39%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News