kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bank of Tokyo kejar pertumbuhan kredit dua digit


Selasa, 07 November 2017 / 15:45 WIB
Bank of Tokyo kejar pertumbuhan kredit dua digit


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (MUFJ) cabang Jakarta mengatakan pihaknya masih memiliki plafon kredit infrastruktur mencapai Rp 4 triliun sampai dengan akhir tahun 2017.

Head of Global Corporate Banking & Financial Institution Pancaran Affendi mengatakan kredit tersebut berasal dari dua proyek infrastruktur.

Adapun, sampai sejauh ini pihaknya sudah menyalurkan beberapa kredit infrastruktur ke proyek pemerintah khususnya BUMN. Hanya saja Panca, panggilan akrab Pancaran belum dapat merinci total penyaluran kredit ke sektor infrastruktur.

"Kami sudah ikut beberapa infrastruktur, seperti Wijaya Karya sekitar Rp 5 triliun kredit sindikasi untuk tol di Kalimantan, LRT Palembang dengan Waskita Karya, dan ada PLN untuk proyek 35.000 megawatt dan terakhir proyek Jakarta-Cikampek Elevated," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (7/11).

Panca memang mengatakan mayoritas kredit infrastruktur MUFJ memang masuk ke sektor ketenagalistrikan. Pihaknya berharap, dengan adanya kredit ke sektor infrastruktur mampu menunjang pertumbuhan kredit hingga ke dua digit di tahun 2018 mendatang.

Hanya saja, khusus di tahun 2017 MUFJ hanya mematok pertumbuhan kredit satu digit.

"Saya rasa bisa high single digit tahun ini, tapi tahun depan double digit," tambahnya.

Gambaran saja, berdasarkan laporan keuangan bulan September 2017 MUFJ cabang Jakarta mencatat realisasi penyaluran kredit sebesar Rp 88,11 triliun atau turun 1,87% dari capaian September 2016 sebesar Rp 89,79 triliun.

Dari total tersebut, 100% pembiayaan masuk ke segmen korproasi. Sementara dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Panca mengatakan per Kuartal III 2017 pihaknya masih mempertahankan NPL di level 0,3%.

"NPL kami 0,3%, salah satu yang paling kecil di industri saat ini," paparnya.

Untuk beberapa tahun ke depan, bank asal Jepang ini mengatakan akan menyasar kredit-kredit infrastruktur khususnya melalui debitur korporasi BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×