kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank pelat merah berupaya kurangi hapus buku


Senin, 28 Januari 2019 / 21:34 WIB
Bank pelat merah berupaya kurangi hapus buku


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) di level 2,75%, yang merupakan rasio terendah sejak 2016. Sayangnya, di sisi lain hapus buku (write off) Bank Mandiri masih bernilai besar.

Sepanjang 2018, rasio NPL di level 2,75% bernilai Rp 22,6 triliun dari total penyaluran kredit sebesar Rp 820,1 triliun. Sedangkan pada 2017, rasio NPL Mandiri berada di level 3,46%, dari total penyaluran kredit Rp 729,5 triliun.

Sementara itu, pada 2018 Bank Mandiri telah melakukan hapus buku kredit senilai Rp 12,32 triliun, meningkat 14,24% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 11,58 triliun

"Hapus buku kami masih besar di 2018, namun recovery rate-nya meningkat, ada 38,7% dari write off sebesar Rp 5,12 triliun," kata Direktur Utama Mandiri Kartika Wirjoatmodjo saat paparan kinerja 2018, Senin (28/1) di Jakarta.

Sementara pada 2017, dengan hapus buku senilai Rp 11,58 triliun, recovery rate Bank Mandiri mencapai 33,3% atau senilai Rp 3,85 triliun.

"Target 2019 kita normal saja sekitar 1% dari total aset, atau kisaran Rp 8 triliun. Tiga tahun terakhir masih besar, di atas Rp 11 triliun, karena kami sedang balancing dari 2016," lanjutnya.

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan write off senilai Rp 7,4 triliun. Meski demikian, Direktur Manajemen Resiko BNI Bob Tyasika Ananta bilang capaian ini menurun dibandingkan 2017.

"2018 write off ada senilai Rp 7,4 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 8,7 triliun," kata Bob kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Di sisi lain, performa recovery rate BNI juga meningkat, dari nilai write off sebesar Rp 7,4 triliun, BNI berhasil memulihkan kredit sebesar Rp 2,66 triliun atau sebesar 36%. Sedangkan pada 2017, rasio recovery BNI hanya mencapai 25%.

Sementara sepanjang 2018, BNI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 512,7 triliun, tumbuh 16,2% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 441,31 triliun.

Seperti Mandiri, BNI juga mencatatkan rasio NPL yang membaik pada 2018 sebesar 1,9% menurun dibandingkan 2017 sebesar 2,3%. Sedangkan untuk tahun ini, Bob bilang, BNI masih akan menjaga rasio NPL di bawah 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×