kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Bank Ramai-Ramai Revisi Target Kredit 2025, OJK Buka Suaranya


Jumat, 12 September 2025 / 03:24 WIB
Bank Ramai-Ramai Revisi Target Kredit 2025, OJK Buka Suaranya
ILUSTRASI. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan sebagian besar bank menurunkan target kredit menjadi lebih konservatif. KONTAN/Baihaki


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sejumlah bank melakukan revisi terhadap target penyaluran kredit 2025. Langkah ini ditempuh sebagai respons atas kondisi perekonomian global dan domestik yang masih diwarnai ketidakpastian.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa berdasarkan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disampaikan, sebagian besar bank menurunkan target kredit menjadi lebih konservatif. Namun, ada pula bank yang justru menaikkan target pertumbuhan kreditnya.

OJK menilai bahwa sasaran yang ditetapkan sesuai hasil revisi tersebut masih tetap kontributif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Dian dalam jawaban tertulisnya, dikutip Kamis (11/9/2025).

Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit nasional tetap tumbuh pada Juli 2025 sebesar 7,03% yoy menjadi Rp 8.043,2 triliun. Sementara itu, kredit yang belum tersalurkan (undisbursed loan) naik 9,52%, lebih tinggi dibandingkan 6,89% pada periode yang sama tahun lalu. 

Hal ini menunjukkan adanya ruang kelonggaran penarikan kredit bagi debitur untuk ekspansi usaha.

Baca Juga: Kenapa Tabungan Kelas Bawah Menurun? Ini Penjelasan OJK

OJK juga mencatat, risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL di bawah 3% serta tren pencadangan CKPN yang stabil. 

Kondisi likuiditas perbankan pun dinilai aman, dengan rasio AL/DPK dan AL/NCD di atas threshold (10% dan 50%), serta LDR berada dalam batas sehat (melebihi batas bawah 78% namun tidak melampaui batas atas 92%).

“Perbankan sebenarnya masih memiliki ruang untuk menyalurkan kredit. Hanya saja, ketidakpastian global dan dinamika domestik menjadi faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan kredit,” kata Dian.

Meski demikian, OJK menilai perlambatan pertumbuhan kredit bersifat siklikal, bukan pelemahan struktural jangka panjang. Optimisme juga tercermin dari Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) kuartal III-2025, yang mencatat Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83.

Tonton: KPK Akan Periksa Deputi BI Filianingsih Terkait Dugaan Dugaan Korupsi CSR BI dan OJK

Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi bahwa kredit masih akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kredit serta didukung dengan usaha bank dalam melakukan ekspansi kredit pada pipeline yang tersedia. Hal ini juga tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang naik menjadi 51,5 di Agustus 2025 yang menandakan pemulihan aktivitas produksi.

"Dengan demikian, OJK melihat bahwa penyaluran kredit ke depan dengan memantau perkembangan pencapaian penyaluran kredit Triwulan III-2025 akan kembali meningkat dan sesuai dengan target untuk tahun 2025," tandasnya.

Selanjutnya: Harga Saham Masih di Bawah Rp 8.000, BBCA Dinilai Layak Lakukan Buyback

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×