Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan bahwa kinerja perseroan tetap solid setelah dua direksinya, Hery Gunardi dan Saladin D. Effendi, berpindah ke PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama BRI, sementara Saladin D. Effendi menjadi Direktur Teknologi dan Informasi BRI berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI pada Senin (24/3/2025).
Sejak merger pada 2021 hingga 2024, BSI terus mencatatkan pertumbuhan positif. Di bawah kepemimpinan Hery Gunardi, bank syariah terbesar di Indonesia ini berhasil membukukan pertumbuhan aset dari Rp 236 triliun pada Februari 2021 menjadi Rp 409 triliun pada Desember 2024.
Baca Juga: Ini Strategi Bank Mandiri (BMRI) Jaga Pertumbuhan Kinerja Tetap Solid
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat signifikan, dari Rp206 triliun menjadi Rp 327 triliun pada periode yang sama. Penyaluran pembiayaan mencapai Rp 278 triliun dengan kualitas kredit yang tetap terjaga, tercermin dari rasio NPF (gross) sebesar 1,90%.
Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menyatakan bahwa perseroan telah menyiapkan mekanisme kepemimpinan untuk memastikan kesinambungan strategi bisnis.
Saat ini, ia menjalankan tugas sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama hingga ditetapkannya pemimpin definitif melalui RUPST BSI 2025. Sementara itu, tugas dan wewenang Direktur Teknologi dan Informasi sementara dijalankan oleh Grandhis H. Harumansyah, Direktur Risk Management.
“BSI siap melanjutkan transformasi sebagaimana pondasi yang telah dibangun, sehingga perseroan mampu mewujudkan visi dan misinya serta terus tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Bob dalam keterangan tertulis, Rabu (26/3).
Baca Juga: Harga Emas Diprediksi Tetap Kuat Usai Cetak Rekor di US$ 3.005 Per Ons Troi
Dalam perjalanannya, BSI telah merancang Plan Transformasi Tahap II (2026-2030) sebagai kelanjutan dari Transformasi Tahap I (2021-2025).
Pada 2024, BSI berhasil masuk dalam daftar Top 9 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar, lebih cepat dari target awal yang menargetkan posisi Top 10 pada 2025. Perseroan juga menargetkan posisi Top 5 Global Islamic Bank pada 2030.
Kinerja keuangan BSI juga menunjukkan tren positif. Laba bersih meningkat dari Rp2,1 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp7 triliun pada akhir 2024, tumbuh lebih dari tiga kali lipat dalam empat tahun.
Hal ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang tepat serta literasi dan edukasi perbankan syariah yang terus ditingkatkan.
Baca Juga: Kinerja Solid dan Pengembangan Produk Layanan Dorong Prospek BRIS
BSI berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dengan tetap mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) serta inovasi digital, BSI optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan dan memperkuat posisinya sebagai bank syariah terbesar dan paling modern di Indonesia.
Selanjutnya: BCA akan Lakukan Buyback Saham Senilai Rp 1 Triliun
Menarik Dibaca: Sambut Mudik, Bank Mandiri Hadirkan Promo di Rest Area dan Kapal Ferry
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News