Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Kualitas pembiayaan perseroan juga ikut meningkat yang ditandai dengan penurunan pembiayaan macet alias non performing finance (NPF). NPF gross turun 108 bps dari 3,97% (1H/18) menjadi 2,89% (1H/19), sementara NPF net turun 154 bps dari 2,75% (1H/18) menjadi 1,21% (1H/19).
Hal senada juga diungkapkan Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto. Ia menjelaskan pertumbuhan laba mencapai 55,32% (yoy) senilai Rp 315,27 miliar turut disebabkan oleh pemupukan dana murah yang diperoleh perseroan
Hingga Juni 2019, rasio CASA BNI Syariah mencapai 63,48%, meningkat tajam dibandingkan Juni 2018 sebesar 52,80%. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar tumbuh 12,13% menjadi Rp 36,32 triliun pada akhir Juni 2019.
“Raihan laba tersebut juga ditopang oleh kinerja pembiayaan perseroan yang tumbuh 26,03% (yoy) menjadi Rp 31,66 triliun hingga akhir Juni 2019,” kata Wahyu kepada KONTAN, Senin (19/8).
Hal tersebut yang kemudian membuat rasio rentabilitas perseroan terkerek tinggi. Net imbalan (NI) misalnya meningkat 20 bps dari 7,21% (1H/18) menjadi 7,41% (1H/19). Sedangkan net operating margin (NOM) meningkat 59 bps dari 0,78% (1H/18) menjadi 1,37% (1H/19).
Baca Juga: BRI dapat tambahan kuota FLPP 394 unit
“Sampai akhir tahun kami akan menjaga NI kami di kisaran 7%, dan NOM di atas 1%,” lanjut Wahyu.
Ia menambahkan beberapa strategi untuk menopang kinerja tersebut misalnya untuuk bersinergi dengan induknya guna menghimpun dana murah. Sementara di segi pembiayaan, perseroan akan melakukan ekspansi ke segmen yang beresiko rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News