kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir ramal kebutuhan transaksi nasabah bakal meningkat


Minggu, 04 Oktober 2020 / 20:36 WIB
Bankir ramal kebutuhan transaksi nasabah bakal meningkat
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu anggota bank Himbara di Bintaro Tangerang Selatan, Jumat (18/9).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren transaksi perbankan atau transactional banking cenderung melambat di tengah pandemi Covid-19. Hal ini merujuk pada data Bank Indonesia (BI) yang menyatakan per Juli 2020 transaksi penarikan tunai perbankan mengalami penurunan sebesar 9,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.695 triliun.

Begitu juga untuk transaksi online melalui digital banking yang turun tipis 3,45% yoy pada periode yang sama menjadi Rp 2.228 triliun. Meski begitu, fakta menunjukkan bahwa peredaran uang kartal di Tanah Air masih tumbuh cukup tinggi yakni 10,5% yoy menjadi Rp 6.567 triliun.

Hal ini menurut Senior Vice President (SVP) Transaction Banking and Retail Sales PT Bank mandiri Tbk Thomas Wahyudi menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai masih terbilang tinggi. Itu artinya, peran mesin ATM sejatinya saat ini masih sangat dibutuhkan.

Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini, menurut Thomas mesin tarik dan setor tunai atau Cash Recycling Machine (CRM) bakal menggantikan mesin ATM.

Baca Juga: BNI dukung program smart campus IPDN

"Di Indonesia, ATM masih menjadi channel (elektronik) yang paling banyak digunakan masyarakat. Namun, tingginya biaya operasional, dibutuhkan mesin CRM untuk memenuhi beberapa kebutuhan nasabah," terangnya dalam diskusi daring, Sabtu (3/10).

Benar saja, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Bank Mandiri, biaya yang dikeluarkan bank dalam memanfaatkan mesin ATM untuk transaksi nasabah terbukti tujuh kali lipat lebih murah dibandingkan transaksi di kantor cabang. "Sementara biaya transaksi mobile banking 21 kali lebih efisien dibandingkan cabang," imbuhnya.

Sementara bila menggunakan CRM, perbankan bisa menghemat biaya 4,5 lipat dibandingkan menempatkan dana menganggur (idle money) di pasar uang dengan bunga Jibor 4,71%. Walhasil, sudah bisa dipastikan ke depan perbankan termasuk Bank Mandiri bakal mendorong pengembangan transaksi digital terutama melalui penambahan mesin ATM, CRM dan infrastruktur transaksi lainnya seperti EDC.

Baca Juga: GBG prediksi fraud di institusi finansial Indonesia meningkat

Sebagai gambaran informasi saja, Bank Mandiri mencatat ada lebih dari 4,7 juta nasabah pengguna e-channel di perseroan yang terintegrasi dengan sistem pembayaran digital perseroan per Juli 2020. Hingga Juli 2020 setidaknya jumlah transaksi yang dikelola Bank Mandiri sudah mencapai 114,4 juta atau senilai Rp 129,6 triliun.

Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 18.291 unit ATM dan 2.564 kantor cabang serta 1.748 jaringan mikro.




TERBARU

[X]
×